Jakarta – Indonesia bersama para pemimpin International Partners Group (IPG) meluncurkan Just Energy Transition Partnership (JETP) pada acara Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) di KTT G20. Kemitraan ini mendukung transisi energi di sektor ketenagalistrikan di Indonesia dan konsisten dengan menjaga agar batas pemanasan global tetap di bawah 1,5°C.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan tiga hal penting bagi PGII dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang.

Pertama, dukungan yang diberikan PGII harus bersifat country driven dan berdasarkan kebutuhan riil negara tujuan. Selain itu, PGII harus menjadikan konsultasi dan dialog dengan negara penerima sebagai pedoman utama.

“Pembangunan infrastruktur perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat agar memiliki rasa kepemilikan yang tinggi disertai dukungan bagi negara berkembang untuk membangun kapasitas dan kemampuan mandiri. Dengan demikian negara berkembang dapat lebih tangguh menghadapi tantangan global di masa mendatang,” ujar Jokowi, Selasa (15/11/2022).

Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya pada penyelenggaraan side event PGII yang digelar di Hotel The Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, hari ini.

Jokowi mencontohkan saat ini Indonesia juga sedang mendorong pemerataan pembangunan melalui pemindahan ibu kota ke Nusantara. Dia meyakini langkah tersebut akan mampu membuka peluang investasi sebesar 20,8 miliar dolar di berbagai sektor infrastruktur.

Kedua, upaya PGII dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang juga harus didasari paradigma kolaborasi. Jokowi minta PGII melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan termasuk sektor swasta yang dinilai akan membawa manfaat nyata.

“Saya percaya inisiatif seperti PGII akan semakin bermanfaat jika melibatkan sebanyak-banyaknya negara di dunia,” tuturnya.

Ketiga, Jokowi menambahkan PGII harus menghasilkan dukungan pembangunan berkelanjutan, termasuk lewat pembangunan hijau dan transisi energi. Menurutnya, negara berkembang paling rentan terhadap tantangan pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim. Namun, Presidensi G20 Indonesia telah berupaya mendorong kerja sama nyata di bidang infrastruktur berkelanjutan dan pendanaan pembangunan.

“Indonesia sendiri juga bersungguh-sungguh mengembangkan industri hijau, termasuk ekosistem industri mobil listrik sebagaimana Yang Mulia saksikan langsung di KTT Bali ini,” ucapnya.

Jokowi pun menegaskan Indonesia selalu mendukung penguatan pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang. “Indonesia siap mendukung inisiatif PGII. Harapan saya PGII dapat memperkuat hasil yang telah dicapai di G20,” ucapnya.

Indonesia dengan dukungan dari mitra internasional akan mengembangkan rencana investasi yang komprehensif untuk mencapai target dan membangun kebijakan yang signifikan untuk mengurangi emisi GRK dan mendukung masyarakat yang terdampak.

Upaya pertama mencapai puncak untuk emisi total sektor ketenagalistrikan pada tahun 2030, menggeser proyeksi puncak emisinya ke depan. Kedua, membatasi emisi sektor ketenagalistrikan sebesar 290 megaton CO2 pada tahun 2030, yang turun dari nilai dasar sebesar 357 MT CO2.

Ketiga, menetapkan target untuk mencapai net zero emissions (NZE) di sektor ketenagalistrikan pada tahun 2050, memajukan target NZE di sektor ketenagalistrikan Indonesia sepuluh tahun lebih cepat. Keempat, mempercepat penyebaran energi terbarukan sehingga pembangkit energi terbarukan berfungsi setidaknya 34% dari seluruh pembangkit listrik Indonesia pada tahun 2030, dan akan menggandakan total penyebaran energi terbarukan selama dekade ini dan dibandingkan dengan rencana saat ini.

Forum PGII di KTT G20 menyatakan mendukung transisi energi di sektor ketenagalistrikan di Indonesia dan konsisten menjaga batas pemanasan global di bawah 1,5°C. (dok Istimewa)Mitra Internasional mendukung transisi energi di Indonesia. (dok Istimewa)
Pernyataan Para Pemimpin G20
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mendukung langkah cepat yang diambil Indonesia melalui pengembangan kemitraan ini. “Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan dan ambisi yang luar biasa selama pengembangan kemitraan ini. Target baru yang dipercepat menunjukkan bagaimana negara dapat mengurangi emisi dan meningkatkan energi terbarukan dengan memajukan komitmen untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas dan melindungi mata pencaharian masyarakat,” ungkap Joe Biden.

Berkenaan dengan hal tersebut, Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio menyambut baik peluncuran serta akan mendukung kemitraan ini. “Jepang menyambut baik peluncuran kemitraan, yang mendukung komitmen Indonesia terhadap target 1,5 derajat. Jepang akan terus memimpin kemitraan bersama dengan AS, berkoordinasi dengan negara-negara mitra lainnya, dan mempercepat transisi Indonesia yang realistis namun ambisius dari batu bara ke alternatif energi terbarukan dengan keterlibatan sektor swasta lebih lanjut,” kata PM Jepang Kishida Fumio.

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-6408426/transisi-energi-listrik-di-ri-dan-batas-pemanasan-global-dibahas-di-g20