Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia kini bercita-cita menjadi raja baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV) dunia. Pasalnya, bahan baku utama untuk membuat baterai yakni nikel melimpah, bahkan Indonesia pemilik sumber daya nikel terbesar di dunia.
Namun sayangnya, salah satu bahan baku penting untuk membuat baterai kendaraan listrik ini belum ada di Tanah Air. Bahan baku yang dimaksud tersebut yaitu salah satu jenis mineral kritis, yakni lithium.
Akibatnya, Pemerintah Indonesia bahkan mencari sumber lithium keluar negeri, termasuk negara tetangga, Australia.
Meski saat ini Indonesia dianggap belum memiliki cadangan terbukti lithium, namun ternyata ada sedikit harapan bahwa harta karun kritis ini bisa ditemukan di Tanah Air. Adapun salah satu daerah yang diduga menyimpan “harta karun” super langka ini yaitu Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
Saat ini Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melakukan pengujian umum terhadap potensi kandungan lithium di lumpur akibat semburan gas dari eks blok migas Lapindo tersebut, yang sempat dikelola grup Bakrie.
Kepala Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM Hariyanto mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan penelitian kandungan lithium di Lumpur Lapindo.
Dia mengatakan bahwa Badan Geologi saat ini tengah melakukan penyelidikan pada mud volcano di Lumpur Lapindo. Selain itu, penelitian juga dilakukan di brine water atau air dengan kandungan garam yang tinggi pada geothermal.
“Untuk lithium tadi memang kami dari Badan Geologi tengah melakukan penyelidikan terkait dengan potensi yang ada di Indonesia. Lithium itu di mana kami melakukan penyelidikan umum di brine water seperti di geothermal, kemudian di brine mud volcano seperti di Lumpur Sidoarjo,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program ‘Mining Zone’, dikutip Rabu (15/2/2023).
Selain itu, Hariyanto juga mengatakan penyelidikan tersebut dilakukan demi membuktikan potensi lithium yang mungkin dikandung di Lumpur Lapindo.
“Misalkan apakah di sana (Lumpur Lapindo) tersedia lithium yang memadai untuk bahan baterai,” ujarnya.
Badan Geologi beberapa waktu lalu mengungkapkan adanya kandungan ‘harta karun super langka’ berupa mineral logam kritis di Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur. Adapun kandungan tersebut berupa lithium dan stronsium.
Oleh sebab itu, dengan adanya sumber bahan baku mineral tersebut, ambisi Indonesia menjadi raja dalam pengembangan baterai kendaraan listrik akan semakin dekat.
Seperti diketahui, lithium menjadi salah satu mineral langka yang berguna untuk bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik. Sementara stronsium untuk bahan baku industri elektronik.
Badan Geologi telah melakukan penyelidikan pendahuluan pada 2020 di daerah bagian selatan Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Saat ini, temuan lithium dan stronsium yang ada di Lumpur Lapindo itu sedang dilakukan pengujian ekstraksi oleh mitra di Kementerian ESDM tepatnya di balai besar pengujian mineral dan batu bara atau TEKMIRA. Tak hanya itu, ada juga kerja sama dalam hal pengujian dan eksplorasi serta ekstraksi atas lithium dan stronsium tersebut.
Berdasarkan catatan Badan Geologi, kandungan lithium di Lumpur Lapindo, Sidoarjo itu kadarnya mencapai 99-280 PPM. Sementara untuk stronsium kadarnya mencapai 255-650 PPM.