Jakarta, CNN Indonesia — Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) mencatat hanya lima smelter baru yang dibangun sepanjang 2022. Jumlah itu lebih sedikit dari target tujuh smelter baru.

Direktorat Jenderal Minerba Ridwan Djamaluddin mengatakan sebagian besar fasilitas pengolahan dan pemurnian itu merupakan smelter nikel.

“Sebagian besar smelter nikel namun kita terus memantau pembangunan smelter-smelter pengolah komoditas yang lain,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (31/1).

Tahun depan, Ditjen Minerba menargetkan 17 smelter baru.

Sementara itu, realisasi investasi subsektor minerba pada 2022 mencapai US$5,69 miliar atau 113,5 persen dari target U$5,01 miliar. Realisasi investasi 2022 meningkat dari tahun sebelumnya sebesar US$4,52 miliar.

Ridwan mengatakan investasi ini sebagian besar berupa pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan atau smelter.

Kemudian, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) subsektor minerba mencapai Rp183,35 triliun. Jumlah ini setara 180 persen dari target Rp101,84 triliun.

Adapun komoditas yang paling besar menyumbang PNBP subsektor minerba adalah batu bara sebesar Rp85,7 trilun. Kemudian tembaga Rp4,8 triliun, emas Rp3,8 triliun, perak Rp138,8 miliar dan nikel Rp11,06 triliun.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230131204854-85-907275/tak-capai-target-smelter-baru-cuma-5-sepanjang-2022