JAKARTA – Menteri ESDM kecewa dengan proses pelepasan saham Blok Masela oleh Shell ke Pertamina. Pasalnya, negosiasi pengalihan hak partisipasi atau participating interest (PI) dari Shell ke PT Pertamina (Persero) sebesar 35% berlangsung lama.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian BUMN Tutuka Ariadji menyebutkan, lama nya proses negosiasi (PI) tersebut membuat pemerintah terpaksa kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan sumber gas dari proyek gas Lapangan Abadi Blok Masela.

“Masela itu agak lama, jadi pemerintah kehilangan kesempatannya. Akhirnya Pak Menteri ESDM (Arifin Tasrif) menyampaikan kecewa lah. Jadi kami mau tindaklanjuti,” kata Tutuka saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (23/5/2023).

Oleh karena itu, sambung Tutuka, pemerintah dalam waktu dekat akan meninjau kembali perencanaan pengembangan atau Plan of Development (POD) Blok Masela.

“Akhirnya kemarin pak menteri menyampaikan kan pak menteri kecewa lah, jadi kami mau memfollow up, mau revisi pod nya,” lanjutnya.

Sebagai informasi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya juga telah menyebutkan bahwa proses akusisi saham Shell oleh Holding BUMN Migas di proyek Blok Masela berjalan alot.

Arifin menjelaskan, pihak Shell seharusnya dapat lebih memahami situasi yang terjadi dan bisa lebih fleksibel.

“Masih dalam proses negosiasi, ya agak alot. Mestinya Shell dia lebih mengerti karena sejarahnya Shell di Indonesia sudah lama, dia (dapat manfaat) sudah banyak. Sejak dulu Shell ada, makanya ini untuk kepentingan Indonesia, dia tidak mau fleksibel,” tegas Arifin di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sumber: OKEZONE.com