Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan ada tiga dari 57 target pengeboran sumur eksplorasi tahun ini yang berlokasi di Provinsi Papua Barat Daya.

“Secara keseluruhan, target pengeboran meningkat dari realisasi tahun 2022 yang hanya 42 sumur,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro, dikutip dari Antara, Minggu (23/7).

Ia menjelaskan, saat ini SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), yakni PT Petrogas (Basin) Ltd, sementara melakukan tajak sumur eksplorasi Riam-1 di Walio Barat, Kabupaten Sorong.

Eksplorasi ini dimulai pada 21 Juli, dan diperkirakan berlangsung dua bulan. Sumur eksplorasi, dibor secara berarah (directional) menggunakan PBL Rig 3 (750 HP) dengan kedalaman akhir sumur 4.250 ftMD. Eksplorasi Riam-1 ini, dilakukan untuk menguji, sekaligus mengevaluasi potensi kandungan migas yang terdapat pada Formasi Kais.

“Remaining reserve dari lapangan yang saat ini diproduksi di Sorong, berasal dari wilayah kerja operator Petrogas dan PT Pertamina EP,” kata Hudi.

Ia menambahkan, eksplorasi pengeboran sumur migas memerlukan dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat di Papua Barat Daya. Oleh karena itu, SKK Migas terus meningkatkan sinergi kolaborasi dengan pemerintah daerah setempat.

Menurutnya, kegiatan hulu migas berdampak positif terhadap pendapatan daerah melalui dana bagi hasil (DBH), baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Sebelumnya, Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara menjelaskan, SKK Migas dengan KKKS terus mengoptimalkan program pengeboran sumur eksplorasi di kawasan timur Indonesia, karena memiliki potensi migas terbesar saat ini.

Pengeboran eksplorasi sumur Riam-1 di Blok Kepala Burung bertujuan menemukan sumber cadangan migas untuk mendukung pemenuhan kebutuhan nasional. Ke depan, kawasan Sorong akan semakin strategis, karena telah memproduksi migas dalam jumlah besar dan merupakan salah satu kawasan tulang punggung produksi migas nasional.

Potensi tersebut muncul seiring dengan upaya pemerintah mendorong hilirisasi hulu migas dan pertumbuhan industri dalam negeri pengguna gas, termasuk rencana pendirian pabrik pupuk di Sorong.

Hingga semester pertama SKK Migas dan KKKS sudah melakukan tajak sumur sebanyak 11, dan dari jumlah itu enam sumur telah menghasilkan penemuan dengan total sumber daya +216 MMBOE.

Sumur yang menghasilkan penemuan tersebut adalah sumur NSO XLLL-1, sumur Re-Entry Rimbo-1, sumur SEM-1X, sumur Helios D-1X, sumur Adiwarna-1X dan sumur Re-Entry Lofin-2.

“Eksplorasi sumur mendukung pencapaian target jangka panjang tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD), dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD),” kata Benny.

Sumber: KATADATA