BLOK MASELA – JAKARTA. Ada perkembangan baru dalam negosiasi pengelolaan Blok Masela.
Shell akhirnya melunak dalam negosiasi pelepasan hak partisipasi atau participating interest (PI) Blok Masela kepada Pertamina.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, nilai transaksi yang dibahas dalam rencana tersebut sudah berada jauh di bawah US$ 1 miliar.
“(nilai transaksi pembelian PI yang dibicarakan) jauh di bawah (US$ 1 miliar),” tutur Arifin, Jumat (9/6).
Sebelumnya, Shell disebut-sebut mematok harga sebesar US$ 1,4 miliar untuk melepas 35% PI yang dimilikinya di Blok Masela. Hanya saja angka penawaran tersebut tidak bersambut positif.
Kritikan datang dari Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto. Ia berujar, investasi yang dirogoh oleh Shell untuk mencaplok 35% hak partisipasi di Blok Masela hanya mencapai sekitar US$ 700 juta. Dus, ia menilai harga jual US$ 1,4 miliar tergolong tinggi.
Di sisi lain, opsi untuk menterminasi pengelolaan Blok Masela juga sempat menjadi bahasan publik di tengah proses diskusi harga yang sempat alot. Seperti diketahui, regulasi yang ada memungkinkan pemerintah untuk mengambil alih Blok Masela secara cuma-cuma.
Undang-Undang Migas Nomor 22 Tahun 2001 menyebutkan, blok migas tidak dikembangkan dalam lima tahun sejak pemberian persetujuan Plan of Development (POD) dapat dikembalikan kepada negara melalui menteri.
Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengatakan, opsi terminasi dan pengembalian Blok Masela yang POD-nya di tahun 2019 ke negara bisa dilakukan di tahun 2024 apabila tidak ada kemajuan yang berarti.
“Tahun 2024 kan sebentar lagi jadi harusnya Shell mempertimbangkan soal ini dengan serius. Kalau mau mundur ya mundur dengan baik dan bertanggung jawab. Jual kepada investor yang berminat. Jangan menggantungnya,” kata Mulyanto dalam siaran pers, 31 Mei 2023.
Sedikit informasi, Blok Masela terletak di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Laporan Tahunan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Tahun 2020 menyebutkan, proyek pengembangan Lapangan Gas – Abadi itu memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat.
Menurut siaran pers Kementerian ESDM bernomor NOMOR: 004.Pers/04/SJI/2020, pengembangan Masela diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun dengan rincian sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd gas pipa.
Sumber: KONTAN