Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan produksi komoditas batu bara dalam negeri sudah mencapai 24% atau sebesar 167 juta ton per Mei 2023.

Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Muhammad Wafid menyebutkan bahwa per Mei 2023 produksi batu bara sudah mencapai 167 juta ton dari target produksi batu bara tahun 2023 ini 694,5 juta ton.

“Produksi batu bara pada triwulan I mencapai 167 juta ton dari target 694 juta ton atau realisasi sebesar 24%,” jelas Wafid dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII bersama Eselon I Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Selain itu, Wafid juga menyebutkan pemanfaatan Domestic Market Obligation (DMO) pada triwulan I 2023 mencapai 34 juta ton dari target sebesar 176 juta ton atau sebesar 19%. “Pemanfaatan batu bara dalam negeri atau DMO pada triwulan I telah mencapai 34 juta ton dari target 176 juta ton atau realisasi 19%,” tambahnya.

Adapun, produksi mineral lainnya seperti emas mencapai 19,1 ton. Sedangkan, pada perak sudah diproduksi sebesar 81,8 ton. Feronikel sebanyak 106,2 ribu ton, nikel matte 21 ribu ton.

“Selanjutnya produksi mineral utama pada Triwulan I telah tercapai, emas 19,1 ton, perak 81,8 ton, timah 9,5 ribu ton. feronikel 106,2 ribu ton, nikel matte 21 ribu ton,” papar Wafid.

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Lana Saria mengatakan target produksi batu bara di tahun 2023 sebesar 694,5 juta ton. Target ini lebih tinggi dibandingkan pada target produksi di tahun 2022 lalu yang sebesar 663 juta ton. “Target produksi 2023: 694,5 juta ton,” ujar Lana saat dihubungi CNBC Indonesia, dikutip Jumat (20/1/2023).

Dari target tersebut, Lana mengatakan sebanyak 176,8 juta ton ditargetkan untuk konsumsi dalam negeri. Sedangkan, sisanya sebanyak 517,7 juta ton ditargetkan akan diekspor.

“176,8 juta ton,” jawab Lana saat ditanya mengenai berapa target Domestic Market Obligation (DMO) atau konsumsi dalam negeri batu bara di tahun 2023.

Namun begitu, Lana menyebutkan target konsumsi dalam negeri terhitung lebih tinggi dari tahun 2022 lalu sebanyak 7%. Dia bilang, hal tersebut menyebabkan target ekspor batu bara yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

“Target ekspor yang lebih rendah dikarenakan, kebutuhan batubara dalam negeri meningkat 7%,” tandasnya.

Sumber: CNBC Indonesia