Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan hulu minyak dan gas (migas) kembali mengeluhkan soal kelangkaan menara bor atau rig untuk menunjang target pengeboran sumur pengembangan yang masif tahun ini.
Lewat persetujuan Work Program & Budget (WP&B) 2023, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berkomitmen untuk melakukan pengeboran di 991 sumur tahun ini. Target itu naik 158 persen dari rencana 2022 di angka 790 sumur.
Dari total target itu, 60 persen sumur pengembangan itu dilakukan di Blok Rokan, Riau. Sedangkan, rencana workover dan well service pada tahun ini ditargetkan masing-masing sebanyak 813 kegiatan dan 33.181 kegiatan.
“Mau tidak mau KKKS akan menyesuaikan, saling berebut ini untuk rig ya, siap siap saja untuk biaya jadi mahal karena persaingannya ketat,” kata Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal saat dikonfirmasi, Senin (13/3/2023).
Dampak kelangkaan rig itu, kata Moshe, belakangan berpotensi untuk mengoreksi rencana pengeboran sumur dan produksi tahun ini. Alasannya, ongkos pengeboran dari kegiatan eksploitasi hingga eksplorasi menjadi mahal dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Konsekuensinya,dia menambahkan, upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi migas dalam negeri relatif sulit dilakukan. “Karena kan langkah ini rig, hal seperti itu yang memang harus diantisipasi, harus dipertimbangkan di awal,” tuturnya.
Di sisi lain, dia meminta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk dapat mengamankan kontrak pengadaan rig dengan mitra di kawasan Asia Pasifik saat ini. Langkah itu, menurut dia, dapat menjaga torehan produksi migas di dalam negeri hingga target 2030 mendatang.
Seperti diberitakan sebelumnya, SKK Migas melaporkan tingginya permintaan rig untuk keperluan pengeboran lapangan Migas tahun ini.
Seperti diketahui, SKK Migas menargetkan dapat melakukan pengeboran sumur pengembangan mencapai 991 sumur pada tahun ini atau naik 158 persen dari rencana 2022 di angka 790 sumur. Adapun sekitar 60 persen pengeboran sumur pengembangan itu dilakukan di Blok Rokan, Riau.
“Untuk memenuhi rencana pengeboran sebanyak 919 sumur di 2023 membutuhkan 110 rig, di mana 88 rig sudah diselesaikan kontraknya dan 24 rig masih proses pengadaan,” kata Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdung Manaf saat dikonfirmasi, Senin (13/3/2023).
Kendati permintaan yang ketat dari KKKS, Nanang mengatakan, lembaganya berupaya menjaga ketersediaan rig untuk menyelesaikan rencana pengeboran yang masif tahun ini.
“Untuk semester I hampir semua rig yang dibutuhkan sudah ditandatangani kontraknya, 77 rig sudah berkontrak dan 6 proses pengadaan,” kata dia.
Di sisi lain, SKK Migas melaporkan sudah melakukan tajak sumur pengambangan sebanyak 133 sumr hingga 13 Maret 2023 ini.