Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan Indonesia bisa memproduksi ‘Bukan Migas Biasa’ alias Migas Non Konvensional (MNK) hingga 70 ribu barel minyak per hari (bph) pada 2030 mendatang.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji.
“Target ke depan dari MNK harus besar, tahun 2030 dari kami ya 70 ribu-an BOPD (barel per hari) MNK,” ungkap Tutuka saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Selain itu, Tutuka menyebutkan target tersebut akan dicapai melalui berbagai wilayah kerja atau blok MNK yang ada di Indonesia, termasuk dari Blok Rokan, salah satu blok minyak tertua Indonesia di Riau.
Dia menyebut, tahun ini akan ada dua sumur MNK yang akan dibor, yakni Sumur Gulamo dan Kelok.
“Nggak (hanya 2 sumur), ya nanti ada macam-macam,” tambah Tutuka.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah mendorong pengembangan ‘harta karun’ migas non konvensional (MNK). Mengingat, potensi dari MNK ini cukup menjanjikan.
Arifin sendiri saat ini tengah menanti proses persiapan pencarian minyak non konvensional di Blok Rokan. Pasalnya, potensi MNK di Blok Rokan telah dilirik oleh perusahaan Amerika Serikat.
“Ini sudah komunikasi baik dengan kita dan kelihatannya keinginannya masuk ke Indonesia gak hanya non konvensional tapi juga konvensional,” kata dia saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (27/7/2022).
Untuk diketahui, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream PT Pertamina (Persero), saat ini tengah mempersiapkan proses pencarian harta karun “bukan migas biasa” atau minyak dan gas (migas) non konvensional (MNK). Ini dilakukan sebagai upaya untuk menggenjot kenaikan produksi migas perusahaan.
Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng mengatakan, melalui anak usaha yakni Pertamina Hulu Rokan (PHR), diharapkan pengeboran untuk dua sumur MNK di Blok Rokan pada tahun ini dapat terlaksana. Setidaknya, pada tahun ini ada dua sumur MNK yang akan dibor yakni Sumur Gulamo dan Kelok.
“PHE lewat anak usahanya yaitu PHR Rokan saat ini sedang melakukan persiapan pengeboran untuk 2 sumur MNK. Saya kira Pertamina harus jadi pionir lah,” ungkapnya dalam sebuah diskusi dengan media di Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Menurut Muharram, untuk sumur Gulamo sendiri saat ini pihaknya tengah menanti kedatangan Rig pengeboran. Sedangkan untuk sumur Kelok saat ini prosesnya masih pada proses pengajuan izin lingkungan.
“Selain dua pengeboran MNK itu, Pertamina EP di tiga region ini sudah masuk ke WPNB 2023 kita akan melakukan evaluasi di Sumatera, Jawa dan Kalimantan di lingkar EP. Ini terkait MNK,” katanya.
Sumber: CNBC Indonesia