Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina, memastikan pembangunan proyek New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) atau Kilang Tuban, Jawa Timur, masih tetap berjalan. Sekalipun, dalam perjalanannya proyek ini terkendala sanksi Uni Eropa terhadap Rusia.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengatakan bahwa proyek Kilang Tuban, proyek kerja sama Pertamina dengan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Rusia Rosneft ini masih berprogres. Bahkan, saat ini tengah dalam proses Final Investment Decision (FID) atau keputusan final investasi.

“Masih jalan ini lagi FID, sama proses prakualifikasi EPC,” ungkap Taufik ditemui di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Selain itu, Taufik juga memastikan bahwa pihaknya masih tetap menggandeng perusahaan Rusia dalam pembangunan proyek ini. Dengan demikian, belum ada rencana penggantian mitra kerja sama.

“Masih eksisting sekarang. Kita kan kudu bahas sama holding ya soal strategic partner,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Kilang Tuban merupakan proyek dari usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.

Pertamina melalui Subholding Refinery & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memiliki kepemilikan saham 55% dan Rosneft memiliki kepemilikan saham 45% di proyek Kilang Tuban ini.

Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.

Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.

Sumber: CNBC Indonesia