Pada dialog strategis RI-Jepang yang berlangsung di Tokyo pada Senin (6/3), Retno Marsudi dan Hayashi Yoshimasa membahas agar Jepang segera ­merealisasikan komitmennya.

JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, dalam pertemuan dengan Menlu Jepang, Hayashi Yoshimasa, mendorong Tokyo untuk segera merealisasikan komitmennya dalam membantu upaya transisi energi.

Di sela-sela KTT G20 tahun lalu, Presiden RI, Joko Widodo, dan Perdana Menteri Kishida telah meluncurkan inisiatif bersama yaitu Asia Zero Emissions Community (AZEC), yang akan memfasilitasi Indonesia dalam mengimplementasikan program transisi energi serta memperluas kerja sama dan inisiatif dekarbonisasi publik-swasta.

“Saya mendorong agar komitmen Jepang sebesar 500 juta dollar AS (sekitar 7,7 triliun rupiah) dalam kerangka AZEC, dapat segera direalisasikan,” kata Menlu Retno ketika menyampaikan pernyataan pers secara daring melalui akunYouTubeKemlu RI, mengenai dialog strategis Indonesia-Jepang yang berlangsung di Tokyo pada Senin (6/3).

Sebagai tindak lanjut komitmen Jepang tersebut, Menteri ESDM RI juga telah melakukan pertemuan dengan mitra kerjanya di Tokyo.

Sebanyak 12 nota kesepahaman (MoU) telah ditandatangani dalam pertemuan tersebut, antara lain terkait dengan transisi energi, dekarbonisasi, energi terbarukan, teknologi daur ulang karbon, geotermal, sertagreen hydrogendan amonia. “Di dalamstrategic dialogue, saya sampaikan agar 12 MoU tersebut dapat segera diimplementasikan,” tutur Menlu Retno.

Indonesia menargetkan untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam total sumber energi dari 11,5 persen pada 2021 menjadi sebesar 23 persen pada 2025. Pada 2021, percepatan transisi energi di pembangkit listrik Indonesia tercatat menurunkan sebesar 10,37 juta ton emisi karbon dioksida atau turun lebih dari dua kali lipat dari target.

Inisiatif AZEC didasari keyakinan kedua negara bahwa Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global akan menjadi motor penggerak perekonomian dunia sekaligus model dalam mewujudkan transisi energi yang rasional, berkelanjutan, dan berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan kondisi nasional yang berbeda.

Indonesia dan Jepang juga meyakini keamanan pasokan, keterjangkauan, danpeople-orientedmenjadi kunci utama dalam proses transisi energi.

Jepang sebagai negara yang miskin energi, berharap menjadi ekonomi hidrogen terdepan di dunia untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tradisional yang mencemari lingkungan, seperti batu bara dan minyak. Untuk itu, Jepang menjanjikan dukungan keuangan dan teknologi di bawah kerangka AZEC.

Minta Dukungan

Pada kesempatan yang sama, Indonesia juga meminta dukungan Jepang dalam menjalankan perannya sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) tahun ini.

Dalam Dialog Strategis ke-8 Indonesia-Jepang yang berlangsung di Tokyo pada Senin, Menlu Retno menjelaskan kepada Menlu Yoshimasa mengenai tema keketuaan Indonesia di Asean yaituAseanMatters: Epicentrum of Growth, dengan penekanan pada tiga prioritas.

Ketiga prioritas itu adalah membuat Asean tetap penting dan relevan, menjadikan kawasan Asia tenggara sebagai pusat pertumbuhan, dan mempercepat implementasi Asean Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).

Sumber: https://koran-jakarta.com/ri-dorong-komitmen-jepang-untuk-bantu-transisi-energi