IDXChannel – Pembangunan Proyek Blok Pomalaa hasil kerja sama PT Vale Indonesia (INCO) dan Zhejiang Huayou Cobalt co yang telah resmi dimulai Minggu (27/11) siap menghasilkan hingga 120.000 ton nikel per tahun dan didukung oleh pembangkit listrik non batu bara.

Proyek Pomalaa bakal beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) dan ditargetkan bisa rampung pada 2025 dan ditargetkan menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang selanjutnya bisa diproses untuk kebutuhan produksi baterai kendaraan listrik (EV).

Blok HPAL Pomalaa dan sejumlah produknya diharapkan dapat terus mewujudkan komitmen PT Vale Indonesia untuk berkontribusi dalam elektrifikasi global dan inisiatif dekarbonisasi.

CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, mengungkap kebanggaan besar bisa memulai pembangunan Proyek Pomalaa dimana bisa ikut menyukseskan percepatan hilirisasi yang digaungkan pemerintah.

“Kami bangga dapat memulai pembangunan Blok Pomalaa, yang akan menjadi bagian penting dari upaya percepatan hilirisasi nikel Indonesia produksi. Proyek ini sangat penting bagi agenda pertumbuhan kami dan menandai babak baru dalam perjalanan PT Vale Indonesia untuk berkontribusi 54 tahun untuk Indonesia,” jelas Febriany dalam sambutannya pada peresmian groundbreaking

Lebih lanjut Febriany mengungkap bahwa komitmen Vale Indonesia untuk tidak menggunakan batu bara sebagai sumber energi pembangkit listrik di proyek Pomalaa merupakan keseriusan INCO untuk memperluas industri tambang secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Lebih lanjut Febriany juga berjanji bahwa pembangunan proyek Pomalaa akan manfaat secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal pemangku kepentingan nasional jauh ke depan.

“Proyek Pomalaa akan siap menyerap sekitar 12 ribu tenaga kerja untuk pabrik dan tambang,” tambah Febriany.

Komitmen INCO tampaknya juga sejalan dengan komitmen Huayou yang ingin menjalan proyek kelas dunia dengan teknologi tinggi, emisi rendah, dan energi hijau. Hal tersebut disampaikan Chairman Chen dari Zhejiang Huayou Cobalt co yang turut hadiri peresmian groundbreaking Pomalaa.

“Kami sangat sadar akan pentingnya menjaga komitmen dan melakukan inovasi dalam kerja sama PT Vale Indonesia dan Huayou sebagai proyek kelas dunia dengan teknologi tinggi, emisi rendah, dan energi hijau, untuk berkontribusi pada pembangunan industri nikel Indonesia yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi,” jelas Chairman Chen.

Dalam acara tersebut, Eduardo Bartolomeo, CEO Vale S.A, yang datang dari Brasil untuk hadiri groundbreaking Proyek Pomalaa mengatakan proses groundbreaking ini merupakan batu loncatan besar yang memposisikan Vale Indonesia sebagai sumber nikel yang berkelanjutan dan bertanggung jawab ke masa depan.

“Kami yakin Indonesia memiliki peran penting dalam mega-tren elektrifikasi dan dekarbonisasi global, dengan potensi untuk menjadi produsen nikel berkelanjutan terbesar di Asia dengan standar ESG tertinggi. Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam perjalanan ini,” ungkap Eduardo.

Dalam peresmian Proyek HPAL Pomalaa, turut hadir juga Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengapresiasi kerja sama INCO-Huayou.

Luhut menegaskan Proyek Pomalaa harus jalan terus karena proyek ini membangun ekosistem dalam produksi baterai litium yang siap mendukung percepatan industri kendaraan listrik.

Luhut melanjutkan, “Untuk masalah perizinan akan segera diselesaikan. Saya tegaskan, tidak ada proyek itu terlambat karena alasan terhalang oleh prosedur,” pungkas Luhut.

Sumber: https://www.idxchannel.com/economics/produksi-120-ribu-ton-nikel-per-tahun-proyek-smelter-pomalaa-siap-dukung-ekosistem-ev