JAKARTA, KOMPAS.com – PT (Persero) memiliki pembangkit listrik yang menjadi showcase pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42.
Pembangkit itu yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya () berkapasitas 530 kilowatt peak (kWp) yang berada di Pulau Messah, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Adapun Pulau Messah terletak di satu kawasan dengan lokasi penyelenggaraan di Labuan Bajo, NTT.
PLTS yang menyelimuti area perbukitan seluas 7.500 m2 ini telah beroperasi sejak tahun 2019. PLTS ini melistriki daerah terpencil dan mampu mengurangi emisi sebesar 485 ton CO2 per tahun.
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dahulu masyarakat di Pulau Messah amat bergantung pada genset karena listrik di pulau terpencil di wilayah NTT ini hanya bertahan dari jam 18.00 WITA hingga 06.00 WITA.
Bahkan, dulu masyarakat pulau terluar ini secara kolektif harus membeli solar sebagai bahan bakar operasional genset dengan biaya Rp10.000 per malam.
“Dengan adanya PLTS Messah ini, masyarakat kini bisa menikmati listrik 24 jam. Selain itu, PLN memberlakukan tarif yang terjangkau untuk semua pelanggan,” kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Jumat (5/5/2023).
Tak hanya menyediakan pembangkit, PLN juga mendorong peningkatan keandalan PLTS di Pulau Messah dengan mengoperasikan 27 inverter on grid, 5 battery inverter, dan 885 cell battery storage 2 V 1000 AH dengan total kapasitas 1.770 kWh yang terinstall dalam 3 bank baterai yang masing-masing berkapasitas 590 kWh.
Darmawan menuturkan, selain mendukung kenyamanan masyarakat dalam beraktivitas, hadirnya listrik di Pulau Messah ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas masyarakat, terutama aktivitas ekonomi mereka.
“Mayoritas penduduk mata pencahariannya adalah nelayan, namun dengan adanya PLTS sekarang perekonomian mulai tumbuh dengan hadirnya UMKM di tengah masyarakat,” katanya.
Dia menambahkan, PLTS Messah sudah memproduksi energi sebesar 888.528 kWh dalam kurun waktu 3 tahun (Oktober 2019 – April 2023). PLTS ini melistriki sekitar 2.000 warga Pulau Messah.
PLTS ini sekaligus menunjukkan upaya negara dan PLN dalam memberikan akses energi yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, PLN akan terus mendorong pembangunan infrastruktur kelistrikan EBT dan ramah lingkungan.
“Semoga ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan bagian dari akselerasi transisi energi di Indonesia,” pungkas dia.
Sumber: Kompas.com