JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat nilai pengadaan barang dan jasa industri hulu migas nasional mencapai USD6,08 miliar atau sekitar Rp91 triliun.

Adapun persentase Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) komitmen mencapai 64,75% (cost basis), atau 7% lebih di atas target komitmen TKDN 2022 yang sebesar 57%.

“Dibandingkan tahun 2021, nilai pengadaan barang dan jasa hulu migas naik lebih dari USD2 miliar atau Rp30 triliun. Penggunaan TKDN-nya juga tumbuh 6%, dari 58,95% menjadi 64,7%. Ini menunjukkan kemampuan pabrikan lokal dalam memenuhi kebutuhan indsutri hulu migas terus bertumbuh,” kata Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko, Sabtu (11/2/2023).

Sementara itu, Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan, sejak 2021 SKK Migas mengimplementasikan Program Peningkatan Kapasitas Nasional melalui pembinaan kapasitas daerah di 5 wilayah operasi, pengembangan kapasitas nasional, dan pembinaan pabrikan dalam negeri untuk memasuki pasar internasional.

“Kami menjalankan Program Penilaian Bersama yang diikuti 29 pabrikan lokal pada tahun 2021, dan 47 pabrikan di tahun 2022. SKK Migas bahkan sudah menerbitkan Buku Kemampuan Nasional 2021,” paparnya.

Prinsipnya, SKK Migas akan terus mendorong terciptanya produk 3 aspek keunggulan untuk mendukung kebutuhan kegiatan operasi migas, yaitu quality (kualitas), price (harga) dan delivery atau waktu penyerahan. Semua ini dilakukan dalam rangka memenuhi target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030.

Sebagai informasi, SKK Migas membuka Lokakarya Strategi Rantai Suplai Hulu Migas dan Pemaparan Program Kapasitas Nasional 2023, di Jakarta. Lokakarya tersebut diikuti sekitar 118 perwakilan perusahaan, termasuk penyedia barang/jasa serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Sumber: https://economy.okezone.com/read/2023/02/11/320/2763309/pengadaan-barang-dan-jasa-hulu-migas-tembus-rp91-triliun-64-produk-lokal