KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, meminta Pertamina melepas atau mengkerjasamakan sumur-sumur yang pengoperasiannya tidak optimal alias idle dengan pihak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) swasta. Menurutnya, opsi tersebut memang diperbolehkan secara aturan.

“Kita sudah minta supaya itu dikerjasamakan atau dilepas, kita sudah kasih aturan untuk itu sudah ada dari Kementerian,” ujarnya saat ditemui wartawan di sela 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG), Jumat (22/9), di Nusa Dua, Bali, Jumat (22/9).

Menurut Arifin, jumlah sumur-sumur yang idle mencapai belasan ribu. Tapi, sumur tersebut sebagian besar merupakan sumur-sumur kecil.

Sejauh ini, proses pelepasan maupun pengkerjasamaan sumur-sumur yang berada dalam kondisi demikian sudah berjalan.

“Pelepasan kerja sama itu sudah bisa menghasilkan kurang lebih 3.000-4000 barel per hari. Tapi lumayan, ini kan masa produksinya kan cuma kira-kira 4 tahunan, tapi lumayan kan bisa nyambung napas,” tutur Arifin.

Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, mengatakan bahwa pihaknya mendukung ide pelepasan atau penngkerjasamaan sumur-sumur idle Pertamina ke pihak KKKS. Menurutnya, opsi tersebut lebih baik ketimbang membiarkan sumur-sumur dalam kondisi idle.

“Daripada idle, lebih baik dikerjasamakan dengan mitra yang skala bisnisnya bisa menghandle sumur-sumur dengan produksi kecil, tetapi masih bisa ekonomis,” kata Nanang saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/9).

Lebih lanjut, ia juga menambahkan bahwa pengelolaan sumur-sumur tua yang sudah berjalann juga bisa dikerjakan oleh BUMD atau KUD. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No.1 Tahun 2008.

“Ada juga kerja sama mereaktivasi sumur-sumur idle, oleh service company,” imbuh Nanang.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, opsi pelepasan atau pengkerjasamaan sumur-sumur idle Pertamina bisa berdampak positif bagi produksi migas nasional. Untuk itu, pemerintah dan Pertamina perlu menjalin komunikasi untuk membahas daftar mana-mana saja sumur idle yang perlu dilepas ataupun dikerjasamakan oleh Pertamina.

“Bagi pertamina juga terlalu banyak aset yang dalam perspektif perusahaan tidak prospektif juga akan menjadi beban. Tetapi tentu berangkatnya harus dari internal, jadi Pertamina melakukan identifikasi kira-kira aset-aset mana yang bisa dilepas atau dikerjasamakan dengan pihak lain,” terang Komaidi saat dihubungi Kontan.co.id (24/9).

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan bahwa pihaknya bakal mengkaji arahan pemerintah untuk mencari opsi terbaik.

“Tentu arahan tersebut akan kami kaji terlebih dahulu untuk melihat opsi terbaik. Komitmen Pertamina juga terus berupaya mencapai target pemerintah untuk meningkatkan produksi migas,” kata Fadjar kepada Kontan.co.id (24/9).

Sumber: KONTAN