Jakarta, CNBC Indonesia – Dewan Energi Nasional (DEN) menilai pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi melalui aplikasi MyPertamina menjadi momen yang cukup tepat untuk segera diimplementasikan. Apalagi, di tengah kenaikan harga BBM jenis Solar atau diesel belakangan ini.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha menyadari, meski tidak berdampak pada ketahanan energi nasional, namun krisis Solar atau diesel dunia akan berpengaruh pada harga jual di dalam negeri. Kondisi tersebut tentunya juga akan membuat adanya banyak penyelewengan di lapangan.

“Maka, kenapa waktu MyPertamina diluncurkan saya termasuk yang menyambut baik,” kata Satya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (7/11/2022).

Ia pun berharap krisis pasokan Solar yang terjadi di Amerika tidak berlangsung lama, sehingga tidak berdampak pada harga jual Solar di dalam negeri.

Menurutnya, jika kenaikan harga Solar dunia berlangsung lama, dikhawatirkan ada migrasi besar-besaran dari pengguna Solar subsidi ke non subsidi di dalam negeri. Apalagi, harga Solar subsidi kini masih dibanderol di level Rp 6.800 per liter.

Sementara Solar non subsidi seperti Dexlite dibanderol di level Rp 18.000 per liter. Artinya, ada perbedaan harga sekitar Rp 11.200 per liter.

“Nah kalau ini berlangsung lama tentunya akan berpengaruh. Kalau itu berpengaruh, otomatis lonjakan harga akan terjadi dan berlangsung cukup lama, sehingga disparitas Solar subsidi dan non subsidi menjadi semakin lebar. Itu akan berpengaruh dan menggerus keuangan negara,” kata Satya.

Baca:
Tiba-Tiba RI Rilis Aturan Krisis Energi, Ini Isi Lengkapnya
Beberapa waktu yang lalu, bisnis pemasok Solar di Amerika Serikat (AS) telah menyalakan sirine ‘darurat stok’ untuk BBM Solar di sepanjang Pantai Timur AS.

Sebagaimana dimuat dalam RT News yang dikutip oleh Bloomberg, disebutkan bahwa stok bahan bakar diesel AS telah mengalami penurunan yang stabil selama berbulan-bulan, mencapai level terendah sejak 2008 pada Oktober. Saat ini, Negeri Paman Sam hanya memiliki cadangan pasokan Solar selama 25 hari.

Di sisi lain, “perfect storm” sedang melanda pasar diesel atau Solar dunia, di mana cadangan Solar dunia diklaim saat ini semakin menipis. Penggunaan bahan bakar Solar yang berlebihan didorong oleh Sungai Mississippi yang sedang dilanda kekeringan.

Akibat kekeringan sungai itu, penggunaan produk Solar untuk kereta api dan kendaraan seperti truk mengalami lonjakan yang berefek pada lonjakan harga yang diprediksi akan terus terjadi.

Mengutip CNBC International, harga Solar di AS telah meningkat sebesar 33% untuk pengiriman November 2022 ini. Adapun harga rata-rata nasional untuk Solar hari ini adalah US$ 5,30 per galon.

“Diperkirakan akan naik 15 sampai 20 sen dalam beberapa minggu ke depan,” kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates, LLC, dikutip Rabu (2/11/2022).

Begitu juga dengan Eropa, dibatasinya pembelian BBM dari Rusia juga membuat stok diesel semakin menipis.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20221107171314-4-385801/momen-pas-den-minta-pembatasan-bbm-via-mypertamina-jalan?jr=on