JAKARTA, investor.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan rencana pemerintah melalui Pertamina untuk mengambil alih proyek Blok Masela, buntut Shell Indonesia yang melepas hak partisipasi sebesar 35%.
Arifin mengungkapkan, nasib proyek Blok Masela harus segera diselesaikan agar ada kejelasan bagi Indonesia untuk meneruskan proyek tersebut. Sebab Shell Indonesia diberikan waktu untuk divestasi saham sampai 2024.
“Janjinya 5 tahun itu harus dikerjain, kalau nggak dikerjain kan melanggar perjanjian. Kalau tidak segera diselesaikan, kita akan ambil opsi paling baik buat Indonesia,” ungkap Arifin, usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/5/2023).
“Ya, Insya Allah (akan diambilalih Pertamina), memang kita tawarkan dulu,” tambahnya.
Sebelumnya, nasib pengembangan proyek Blok Masela diperparah dengan keputusan Shell Indonesia yang melepas hak partisipasi sebesar 35% dan mundur dari Proyek Strategis Nasional (PSN) sejak beberapa tahun lalu. Shell Indonesia memiliki hak partisipasi sebesar 35% dan sisanya 65% dimiliki Inpex Corporation.
Seperti diketahui, proyek Blok Masela di Maluku merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). PSN senilai US$ 19,8 miliar atau sekitar Rp 285 triliun itu ditargetkan akan berproduksi pada 2027.
Proyek gas Blok Masela diperkirakan bisa memproduksi 1.600 juta standar kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa), gas pipa 150 MMSCFD, dan 35.000 barel minyak per hari.
Sumber: Investor.id