MENTERI Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan investasi hulu dan gas (migas) memiliki potensi yang masih sangat besar di Indonesia.

Namun, industri migas belum dapat dimaksimalkan, padahal realisasi investasi migas terus mengalami kenaikan dalam 5 tahun terakhir ini.

Untuk itu, Bahlil meminta bisnis migas, yang selama ini dijalankan PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan BUMN, perlu juga menggandeng swasta untuk mengoptimalkan pengelolaan sumur minyak yang memiliki potensi 128 cekungan yang belum digali.

Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mendukung apa yang disampaikan Menteri Bahlil itu agar membuka peluang bagi swasta ikut berinvestasi melakukan pengeboran sumur baru atau rehabilitasi sumur yang sudah ada.

Hal itu, kata Trubus, demi menggenjot produksi, khususnya minyak, yang rata-rata hanya sekitar 600 ribu barel per hari menjadi 1 juta barel per hari sebagaimana target APBN 2023 ini.

Terkait dengan keinginan Menteri Bahli tersebut, Trubus juga memberikan pandangannya.

“Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan Menteri Bahlil, yang menyarankan Pertamina untuk bekerja sama dengan swasta nasional dalam meningkatkan produksi migas,” ujar Trubus, Sabtu (23/9).

Trubus juga mendorong supaya investasi itu agar diprioritaskan bagi investor swasta lokal atau dalam negeri terlebih dahulu, baru kemudian mengundang investor asing.

“Sangat perlu dilakukan perekrutan investor swasta nasional, dan kita harus memberikan prioritas kepada yang lokal. Namun, jika ternyata hanya investor asing atau internasional yang memenuhi persyaratan, kita tetap harus bekerja sama dengan mereka, dengan sistem pembagian minimal 70-30 persen,” tegasnya.

Selain itu, Trubus menggarisbawahi pentingnya meskipun pada akhirnya investor asing yang masuk tetapi harus tetap memprioritaskan atau menyerap tenaga kerja lokal.

“Pekerjaan yang bersifat menengah ke bawah harus diberikan kepada tenaga kerja lokal. Kita bisa merekrut tenaga asing untuk keahlian khusus yang belum dimiliki oleh pekerja kita,” tambahnya.

Trubus juga memaparkan gagasannya tentang transfer pengetahuan dari perusahaan asing kepada pekerja Indonesia.

“Kita harus memastikan bahwa keahlian tersebut benar-benar ditransfer kepada pekerja kita. Jangan sampai kita tetap bergantung pada pihak asing,” tegasnya.

Lanjut Trubus dalam hal ketenagakerjaan menekankan pentingnya para investor tidak hanya melihat angka-angka, tetapi juga ada proses transfer knowlegde atau transfer ilmu yang diberikan kepada anak bangsa.

“Kita perlu memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat, dan itu adalah hak yang adil bagi Indonesia,” ucap Trubus.

Lebih jauh Trubus menyampaikan investasi pada sektor hulu migas juga berpotensi mendongkrak perekonomian daerah lokasi pertambangan.

Apa lagi kata Trubus didorong realisasi investasi di luar Pulau Jawa yang lebih besar dibandingkan dengan Pulau Jawa.

“Dari investasi yang masuk, para pencari kerja tidak perlu pergi ke Pulau Jawa untuk bekerja karena sudah ada investasi di daerahnya dan harapannya mendongkrak juga perekonomian daerah,” tuntas Trubus. (RO/Z-1)

Sumber: Media Indonesia