JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah meminta target produksi minyak 1 juta berrel per hari dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030 dapat dipercepat, agar dapat mengurangi impor. Menteri dan Sumber Daya Mineral () Arifin Tasrif mengatakan, hal ini seiring dengan pengurangan impor yang dilakukan.
“Ini membuat pemerintah memiliki ruang yang lebih luas untuk melakukan pembiayaan pengembangan terbarukan yang menjadi prioritas dalam transisi energi. Dalam periode transisi energi, minyak bumi masih sebagai energi utama untuk transportasi sebelum digantikan oleh kendaraan listrik,” kata Arifin dalam siaran pers, Senin (5/11/2022).
Arifin bilang, gas bumi dimanfaatkan sebagai energi transisi sebelum tercapainya 100 persen EBT di pembangkit. Sementara itu, realisasi produksi dan lifting migas saat ini masih di bawah target, sehingga berdampak cukup berat terhadap APBN.
Sementara itu, produksi minyak saat ini kurang lebih 612 MBOPD dibawah target APBN 703 MBOPD, sedangkan untuk produksi gas dapat melewati target dalam APBN yaitu sekitar 6.687 MMSCFD melebihi dari target 5.797 MMSCFD.
Untuk itu, Arifin meminta SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional. Antara lain dengan melakukan pengeboran sumur pengembangan, kegiatan workover dan well service secara massif serta melakukan berbagai upaya dan terobosan agar produksi migas dapat mencapai target APBN atau bahkan melebihi target.
“Meski terjadi penurunan produksi, saya minta produksi tetap dijaga dengan menghindari shutdown-shutdown yang tidak direncanakan,” tambahnya.
Arifin bilang, saat ini dunia sedang dihadapkan dalam krisis, mulai dari krisis energi, krisis keuangan dan krisis geopolitik.
Krisis tersebut juga berdampak terhadap Indonesia dan menjadi tantangan yang sedang dihadapi bersama, sekaligus mencari peluang agar Indonesia tetap mampu menyediakan energi kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau.
“Kita memiliki potensi sumber daya alam yang besar. Untuk itulah diperlukan berbagai strategi, inovasi dan kebijakan agar kebutuhan energi masyarakat tetap dapat terpenuhi,” ujar dia.