JAKARTA – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok angkat bicara soal kualitas udara di Jakarta buruk.

Ahok secara terang-terangan menyebut polusi udara di Jakarta akibat penggunaan BBM berkualitas rendah seperti Premium dan Pertalite. Sebab, kualitas BBM RON 90 membuat pembakaran di dalam mesin tidak sempurna sehingga emisinya sangat tinggi.

“Sebetulnya, dulu kita cabut (BBM) Premium lu pada teriak. Itu Premium jelas kotor kan, Pertalite juga enggak sesuai,” kata Ahok saat ditemui di GIIAS 2023, ICE BSD City, Tangerang, Selasa (15/8/2023).

Ahok menjelaskan, BBM dengan kualitas rendah seharusnya dihapuskan dan Pertamina hanya menjual bahan bakar dengan oktan atau RON di atas 90 seperti Pertamax. Selain itu, kata Ahok Pertamina juga harus sudah menjual bahan bakar terbarukan.

“Makanya saya bilang sama Pertamina, kita punya Pertashop begitu banyak. Kenapa inflasi itu tinggi di rumah tangga? Terutama di energi rumah tangga dan transport, selain ada avtur, kita sudah bisa bikin bioavtur, Pertamina sudah bisa bikin 100%,” ujarnya.

Ahok juga mengatakan penyaluran subsidi BBM harus lebih tepat sasaran. Ahok menyoroti penyaluran BBM jenis Pertalite yang dijual dengan harga lebih tinggi oleh pedagang bensin eceran.

“Masalah sekarang, orang beli bensin Pertalite karena subsidi, solar subsidi di SPBU, bawa ke kampung, jadi Pertamini, enggak ditutup-tutup. Pertamini jual lebih mahal. Rakyat beli mahal dengan kualitas yang rendah. Kalau kita jual Pertamax di kota ini enggak ada Pertalite, solar subsidi semua dipindahin ke Pertashop ke daerah-daerah,” ucapnya.

Menurut Ahok, BBM jenis Pertalite seharusnya dijual di pedesaan karena peredaran kendaraan yang jumlahnya lebih sedikit. Itu diyakini dapat mengurangi emisi yang diakibatkan oleh BBM berkualitas rendah dengan hanya menjual Pertamax di perkotaan.

“Kan daerah kan udara lebih bersih, lebih gampang, jumlahnya (kendaraan) enggak padat, jadi di kota enggak ada (Pertalite). Saya juga tinggal di desa, atau di kelurahan ini kan enggak mungkin kita tinggal di kabupaten, enggak ada di dalam kelurahan, ya sudah pindahkan ke daerah sehingga subsidi tepat sasaran. Kalau itu tepat sasaran, daya beli masyarakat naik,” katanya.

Sumber: OKEZONE