Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menilai terjadinya kelangkaan LPG 3 kg di beberapa daerah, menjadi momentum yang tepat mempercepat transisi energi ke basis listrik.
Menurutnya, saat ini penggunaan LPG sudah dibatasi, bahkan kuota LPG 3 Kg subsidi juga dibatasi. Disamping itu, pemerintah memang sedang melakukan transisi energi dari penggunaan yang berbasis bahan bakar ke energi berbasis listrik.
Apalagi harga gas dunia sedang melonjak. Alhasil, jika Pemerintah tetap memaksakan menjual LPG, maka akan sulit mencapai harga yang ekonomis bagi masyarakat.
“Harga dunia ini kan tinggi dan kemudian harga dalam negeri kalau mau dipaksakan sebetulnya sulit mengejar ke ekonomisan. Ya lebih baik kita mempercepat transisi energi,” kata Herman dikutip dari paparan di kanal Youtube DPR RI, Selasa (1/8/2023).
Herman menegaskan transisi energi tersebut harus didorong, sama halnya ketika masa pandemi, para pelaku usaha utamanya pedagang terpaksa melakukan transisi dari pasar konvensional ke pasar digital.
“Momentumnya ada, seperti ketika terjadinya Bagaimana transisi penggunaan dari pasar konvensional ke pasar digital kan dipaksa oleh terjadinya covid. Nah, ini juga kalau memang ketersediaan gas, ini juga terus menyulitkan terhadap ketersediaan gas dalam negeri, ya sebaiknya transisi energi kepada yang basisnya listrik ini dipercepat,” ujarnya.
EBT
Selain mempercepat transisi energi ke listrik, Herman mengusulkan bahwa Pemerintah bisa menggunakan berbagai energi baru terbarukan dan melakukan inovasi guna menggantikan penggunaan LPG.
“Basisnya listrik kalau kemudian juga sangat tergantung plannya terhadap gas, kita juga bisa menggunakan berbagai energi baru terbarukan. Ini yang menurut saya ke depan harus sudah berinovasi jangan bisnis as usual,” ujarnya.
Ia pun khawatir jika tidak segera disediakan alternatif pilihan sumber daya energi bagi masyarakat, maka kemungkinan Indonesia akan mengalami krisis energi di dalam negeri.
“Kalau ini terjadi konsumen terus meningkat kemudian alternatif pilihan sumber energinya tidak ada nah kalau ini terjadi pula bahwa ke depan ya kita akan krisis energi dalam negeri,” pungkasnya.
Sumber: Liputan6.com