Jakarta – Minyak dan gas bumi (migas) masih akan menjadi andalan energi untuk Indonesia. SKK Migas mengungkap, kebutuhan bahan bakar fosil ini diproyeksi akan terus meningkat.
Dikutip dari situs SKK Migas, Minggu (9/72023), Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi mengatakan volume kebutuhan migas masih akan meningkat hingga tahun 2050 seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi nasional.
Dia melanjutkan, gas bumi akan memainkan peran penting selama transisi energi untuk menjaga keseimbangan keamanan energi yang tepat sekaligus memberikan komitmen yang kredibel untuk transisi energi.
Saat ini, lanjut Kurnia, lebih dari 50% penemuan cadangan dalam 1 dekade terakhir merupakan lapangan gas, termasuk di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Rata-rata 70% Plan of Development merupakan pengembangan lapangan gas dan Reserves to Production Gas Indonesia 2 kali lebih besar dibandingkan minyak bumi seperti yang kami sampaikan sebelumnya, gas merupakan energi yang reliable dan rendah emisi dibandingkan minyak bumi,” bunyi keterangan di situs SKK Migas.
Kurnia mengatakan, jika melihat dari profil pembeli gas Indonesia, sejak 2012 pasokan gas untuk pemanfaatan domestik telah melampaui pemanfaatan gas untuk pasar ekspor, dan diyakini penggunaan gas untuk kebutuhan domestik akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi domestik.
Pemanfaatan gas bumi di Indonesia juga menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31% pada tahun 2022. Dari total pasokan gas 5.474 BBTUD pada tahun 2022, pasokan untuk pasar dalam negeri mencapai 3.683 BBTUD atau 67% dari total pasokan.
Di sisi lain, sejak tahun 2012, permintaan gas bumi Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 1% per tahun.
Sumber: Detik Finance