Jakarta – Investasi di Indonesia pada sektor hulu migas dalam dua tahun terakhir mengalami lonjakan besar. Pada tahun 2021, nilai investasi di hulu migas menurut catatan SKK Migas sebesar US$ 10,8 miliar, sementara tahun 2022 investasi diproyeksikan mencapai US$ 13,2 miliar atau naik lebih dari 20%.

Bila dilihat dari melonjaknya harga minyak dan gas (migas) dunia dalam dua tahun terakhir yang tidak serta merta menaikkan investasi di sektor hulu migas. Berdasarkan hasil riset Rystad Juli 2022, tahun ini nilai investasi migas global diperkirakan hanya tumbuh 5% dibandingkan tahun 2021.

Riset tersebut juga mengungkapkan sebagian besar investor migas global menggunakan hasil keuntungan dari lonjakan harga migas selama dua tahun terakhir untuk melunasi pinjaman dan membayarkan dividen kepada pemegang saham.

Total pelunasan pinjaman perusahaan-perusahaan migas global sampai Juli 2022 mencapai US$ 64 miliar. Adapun alokasi dana yang digunakan untuk membayarkan dividen sebesar US$ 54 miliar.

Di Indonesia sejumlah international oil company seperti Petronas Carigali telah memenangkan lelang atas wilayah kerja (WK) migas North Ketapang, tahun ini. Sementara British Petroleum (BP) menjadi pemenang lelang atas WK Agung I dan Agung II.

Petronas Carigali tahun lalu berhasil menemukan hidrokarbon berupa minyak dengan lajur alir awal sekitar 2.100 barel minyak per hari (bph) di WK North Madura II.

Melihat hal tersebut, pengamat Ekonomi Energi Universitas Indonesia Berly Martawardaya menyatakan sebagian besar cadangan migas yang proven dan unexploited, baik onshore maupun offshore di Indonesia berada di kawasan timur.

“Ini memerlukan biaya penggalian dan operasi tinggi, sehingga kepastian hukum untuk investasi migas sangat penting,” kata Berly dalam keterangan tertulis, Selasa (6/12/2022).

Menurut dia, revisi undang-undang migas merupakan salah satu langkah strategis yang mendesak dilakukan di luar upaya proaktif pemerintah untuk menggaet investor.

Investasi migas masuk dalam kategori jangka panjang dengan tenor rata-rata lebih dari 20 tahun, sehingga hasil yang diperoleh tidak bisa dinikmati secara cepat.

Hal senada juga diungkapkan pengamat energi Tumbur Parlindunga yang menuturkan di tengah harga komoditas yang cukup tinggi, target investasi yang dicanangkan pemerintah bisa tercapai. Hal ini didukung kebutuhan energi yang meningkat seiring membaiknya ekonomi dunia pasca pandemi COVID-19.

Minat investor juga meningkat seiring tersedianya pilihan blok dengan kualitas baik serta didukung ekosistem investasi, kebijakan fiskal dan iklim investasi. Pasalnya, investasi di sektor migas merupakan investasi jangka panjang, sehingga kepastian hukum (contract sanctity) menjadi keharusan.

“Investasi migas yang menggerakkan ekonomi Indonesia selama ini. Kalau kita mau ada pertumbuhan ekonomi yang baik, tentu saja sektor energi adalah sektor utama yang perlu diperbaiki,” terangnya.

Adapun kebijakan proaktif pemerintah di sektor hulu migas di antaranya percepatan proses perizinan investasi. Dari target waktu penyelesaian maksimal 3 hari, pada Oktober 2022 rata-rata waktu penyelesaian perizinan di sektor hulu migas hanya 1,03 hari.

Ditambah lagi cepatnya proses izin yang diharapkan memberikan keuntungan kepada kontraktor dan memberikan kepastian terhadap kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas.

Selain kontraktor migas global, sejumlah perusahaan migas nasional juga menunjukkan upayanya untuk terus mendorong kenaikan cadangan dan produksi migas di dalam negeri.

Pertamina melalui sub holding upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) misalnya, sampai Oktober 2022 terus melakukan pengeboran di berbagai WK yang dikelolanya.

Selama sembilan bulan di 2022, PHE secara total telah melakukan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 497 sumur dan 56 sumur sedang dalam tahap pengeboran. Pada periode ini PHE berhasil mencatatkan produksi migas akumulatif rata-rata sebesar 962 juta barel setara minyak per hari.

Sementara itu, pada sesi CEO Forum 3rd International Convention Of Indonesia Upstream Oil and Gas (IOG) 2022 di Bali beberapa waktu lalu, Presiden Direktur Medco E&P Indonesia Ronald Gunawan mengungkapkan produksi Medco sudah tumbuh dari 56 ribu barel per hari minyak, menjadi 170 ribu barel per hari.

Keberhasilan Medco tersebut merupakan hasil dari strategi untuk mengoperasikan lapangan baru, sedang dan tua. “Kuncinya optimalisasi dan biaya,” jelas Ronald.

Sumber: https://finance.detik.com/energi/d-6446817/kebijakan-pemerintah-dinilai-bantu-capai-target-investasi-hulu-migas/2