Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo meninjau progres pembangunan smelter aluminium terbesar di Indonesia PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), anak usaha PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. Smelter ini menjadi bagian dari pengembangan Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) untuk mendukung program pemerintah dalam hilirisasi industri sumber daya alam.

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan industri hijau terbesar di dunia yang mampu menjadi masa depan Indonesia. Terutama dalam pembangunan industri energi hijau (green energy).

“Ini kawasan Industrial Park Indonesia yang semuanya seluas 13 ribu hektare yang nantinya ini dipersiapkan untuk pembangunan industri EV baterai, yang pertama. Yang kedua, untuk pembangunan petrokimia (petrochemical) Kemudian yang ketiga untuk pembangunan industri alumunium. Yang semuanya kita harapkan nanti didukung oleh energi hijau, oleh renewable energy, oleh hydropower dari Sungai Mentarang, Sungai Kayan di Kalimantan Utara,” ujar Jokowi dikutip dari keterangan resmi, Senin (13/3/2023).

Diketahui smelter aluminium di atas lahan seluas 600 hektar ini dibangun dengan estimasi total investasi sekitar US$ 2 miliar. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada semester I-2025 dengan kapasitas produksi 500.000 tpa pada tahap pertama.

Presiden Direktur Adaro Minerals Christian Ariano Rachmat mengungkapkan smelter tersebut dibangun untuk mendukung visi dan misi pemerintah dalam rangka hilirisasi mineral di Indonesia. Terutama dalam menghasilkan nilai tambah bagi penopang pendapatan negara dan penerimaan devisa.

“Upaya serius kami untuk mewujudkan proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia, dengan mengurangi impor aluminium, menghasilkan proses dan nilai tambah untuk alumina, meningkatkan penerimaan pajak dan memberikan kesempatan kerja bagi lebih dari 6.000 tenaga kerja lokal pada tahap konstruksi dan sekitar 1.500 orang. tenaga kerja lokal pada tahap operasional,” kata dia.

Adapun pada tahap produksi dan pengembangan selanjutnya, smelter aluminium ini akan dioperasikan dengan energi baru dan terbarukan. Khususnya yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga air berstandar konstruksi modern.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa proyek pembangunan smelter berjalan dengan lancar. Di mana perizinan yang dibutuhkan telah selesai diproses, seperti izin lingkungan yang diperoleh pada Desember 2021, yang diperluas untuk mengakomodasi dermaga.

“Masterplan dan detail engineering design sedang disiapkan,” papar dia.

Kemudian KAI juga telah melakukan beberapa pengembangan pada tahap pra konstruksi, meliputi long lead item yang telah dipesan dan dibayar, pembangunan dermaga untuk kegiatan konstruksi, serta alat berat dan material telah diantarkan ke lokasi. Sedangkan peralatan utama pembangkit listrik untuk mendukung operasi smelter pada tahap pertama sedang dibuat.

“Upaya KAI meningkatkan pasokan aluminium untuk memperkuat daya saing produk sumber daya alam Indonesia diharapkan dapat mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air oleh pemerintah. Selain itu berkontribusi dalam mewujudkan industri rendah karbon menuju pencapaian target emisi nol bersih Indonesia,” pungkas Christian.

Sebagai informasi, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Seskab Pramono Anung, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, Bupati Bulungan Syarwani, Ketua DPR RI Konsorsium Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) Justarina S. M. Naiborhu, dan Presiden Direktur PT Kalimantan Aluminium Industry Wito Krisnahadi, dalam kunjungan kali ini di Tanah Kuning Kalimantan Utara.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20230314210426-17-421692/jokowi-pede-masa-depan-industri-energi-hijau-ada-di-sini