SEMINAR Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas diselenggarakan di The Westin, Jakarta, Selasa (9/5).

Seminar yang mengangkat tema hilirisasi dan transisi energi nasional dan global ini merupakan salah satu rangkaian acara reuni 45 tahun alumni ITB angkatan 1978.

“Hilirisasi energi akan meningkatkan devisa negara dan mensejahterakan rakyat Indonesia,” kata Koordinator Seminar Hilirisasi dan Transisi Energi ITB 1978, Taufik Sastrawinata, dalam keterangan pers, Selasa (9/5).

Hilirisasi energi, kata Taufik, akan meningkatkan nilai tambah dari bahan mentah yang selama ini diekspor dalam keadaan raw material dengan nilai yang sangat rendah.

Proses Hilirisasi Jadi Nilai Tambah

“Dengan adanya proses hilirisasi maka akan terjadi nilai tambah sehingga menjadikan nilainya dapat mencapai 5-10 kali,” jelasTaufik.

Selain itu, juga akan terjadi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang meningkat dan transfer of technology sehingga akan menambah lapangan pekerjaan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia Indonesia.

Transisi Energi Berdampak Positif untuk Lingkungan

Ia juga menekankan bahwa transisi energi akan berdampak kepada lingkugan hidup secara menyeluruh dengan mengurangi peran energi fosil terutama batubara menjadi energi bersih berupa energi terbarukan yang berasal dari tenaga surya, air, angin, biomasa, dan lainnya.

“Selain itu juga penggunaan baterai lithium pada moda trasportasi sehingga mengurangi bahan bakar minyak yang cadangannya dalam proses berkurang dan semakin mahal,” papar Taufik.

Kebijakan nasional hilirisasi dan transisi energi akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan Indonesia.

“Sehingga akan membuat Indonesia akan lebih berperan dalam dunia global pada saat 2045 yang akan menjadikan Indonesia Emas setelah 50 Tahun merdeka pada 17 Agustus 1945,” terangnya.

“Melalui seminar yang diselenggarakan dalam rangka Reuni 45 Tahun ITB 1978 kali ini, Ikatan Alumni ITB Angkatan 1978 berkomitmen untuk mendorong peningkatan nilai ekspor sumber daya alam dan transisi penggunaan energi berbahan bakar fosil ke energi bersih terbarukan menuju Indonesia emas dengan nol emisi karbon,” papar Taufik. (RO/S-4)

Sumber: Media Indonesia