Jakarta: Pemerintah memberi sinyal penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), jika harga minyak dunia di bawah USD90 per barel.
Hal itu diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif yang menyatakan ada tanda-tanda terjadi penurunan pada harga minyak dunia.
“Kita lihat aja nanti stabilitasnya. Karena memang konsumsi minyak global agak menurun. Mudah-mudahan penurunannya ini konstan, sehingga ada keseimbangan baru,” kata Arifin, dilansir Media Indonesia, Jumat, 6 Oktober 2023.
Melansir Xinhua, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November kehilangan USD1,91 atau 2,27 persen menjadi USD82,31 per barel di New York Mercantile Exchange.
Advertisement
Sementara harga minyak brent yang diperdagangkan di London untuk kontrak Desember paling aktif ditutup turun USD1,74 atau dua persen menjadi USD84,07. Dari harga tertinggi intraday di USD86,50, patokan minyak mentah global turun ke level terendah dalam lima minggu di USD83,84.
Pemerintah monitor tren penurunan harga minyak
Di samping itu, Arifin juga mengatakan, pihaknya juga terus memonitor dampak dari tren penurunan harga minyak mentah dunia untuk menyiasati gap yang terjadi pada harga pertamax dan pertalite saat ini.
Asal tahu saja, per 1 Oktober 2023, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga BBM nonsubsidi yakni pertamax series, pertamina dex, dan dexlite. Sehingga gap harga pertamax dan pertalite adalah Rp4.000 per liter.
“Kami juga lagi mengevaluasi soal ini,” ucap Menteri ESDM.
Sumber: Medcom.id