Jakarta – Kementerian ESDM sedang mengkaji harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 kg. Hal ini karena, HET LPG 3 kg memiliki perbedaan (disparitas) yang tinggi di daerah.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, HET LPG 3 kg memang ditentukan oleh daerah. Dia menyebut, HET LPG 3 kg ini tergantung oleh alur distribusi.
“Memang selama ini acuannya itu harga eceran ditentukan di daerah. Jadi ini kan tergantung daripada biaya yang diperkirakan mulai dari depo LPG yang disalurkan oleh Pertamina, selanjutnya ada lagi proses angkat ke mana-mana, distribusi alur,” terangnya di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (16/6/2023).
Apalagi, kata dia, sejumlah daerah memiliki wilayah yang jauh. Menurutnya, hal itu menjadi perhatian.
“Itu juga kan juga berkaitan jarak, kemudian juga remote kalau tempatnya di luar daerah misalnya di NTT, gitu kan itu yang consider,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kewajaran angka HET tersebut. Pihaknya pun berkaca pada pupuk yang biaya distribusinya tidak mahal.
“Cuma memang yang akan kita evaluasi sekarang adalah kewajaran daripada angka-angka tersebut dan sebetulnya untuk distribusi barang-barang subsidi ini kan ada juga yang sejenis antara lain pupuk. Kenapa pupuk ko bisa dari kios langsung ke kelompok petani dan juga nggak mahal-mahal biayanya,” terangnya.
Sumber: Detik Finance