JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir pada zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (18/1/2023).

Meski demikian, sektor energi menjadi salah satu sektor yang mengalami penguatan dengan kenaikan 0,46%. Penguatan sektor ini ditopang oleh naiknya sejumlah emiten batu bara, antara lain PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang naik 0,96% ke level Rp3.170, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang naik 0,42% ke level Rp35.700 dan PT Indika Energy Tbk (INDY) yang naik 0,39% ke level Rp2.560.

Melansir 2nd Session Closing IDX Channel, kenaikan saham emiten batu bara tersebut merupakan respons positif atas penguatan harga komoditas batu bara dunia pada perdagangan kemarin, Selasa, 17 Januari 2023. Harga batu bara kontrak Februari di pasar Ice Newcastle ditutup di level USD330 per ton atau menguat 1,19% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

“Dengan demikian, harga batu bara mengalami rebound usai terkoreksi pada Jumat hingga Senin lalu. Di mana, pada dua hari tersebut harga batu bara anjlok 4,9%,” demikian dikutip dari 2nd Session Closing IDX Channel, Rabu (18/1/2023).

Adapun, kenaikan harga batu bara ditopang oleh menurunnya produksi batu bara China, serta peningkatan permintaan dari India. Peningkatan terjadi usai pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di India diprediksi di kisaran 12 hari atau lebih rendah dari seharusnya 24 hari.

Sementara itu, pemerintah India belum lama ini menyatakan akan meningkatkan pasokan untuk stok cadangan batu bara nasional. Guna mengurangi potensi kekurangan pasokan, pemerintah India mengimbau perusahaan batu bara untuk mengimpor lebih cepat.

Analis Samuel Sekuritas Jonathan Guyadi dalam risetnya menyampaikan bahwa dalam jangka menengah, potensi peningkatan produksi batu bara Tiongkok akan menekan permintaan impor.

Penurunan impor batu bara juga akan dipengaruhi oleh panasnya tensi geopolitik dan berlanjutnya fenomena La Nina.

Jonatha menyebut, setiap penurunan harga batu bara Newscastle sebesar 5% akan mengakibatkan penurunan rata-rata pendapatan emiten batu bara sebesar 4,2%, dan rata-rata laba bersih sebesar 8,5% pada 2023, serta sebesar 9% pada 2024 mendatang. Hal ini mendorong Samuel Sekuritas memberikan peringkat netral untuk saham emiten batu bara.

Adapun, predikat top big sektor ini masih dipegang oleh ADRO yang direkomendasikan beli dengan target Rp4.100 per saham. “Ini didukung diversifikasi bisnis perseroan, yang dapat memberikan fleksibilitas pembiayaan dalam jangka panjang,” kata Jonathan.