JAKARTA, investor.id – Harga batu bara melesat pada Senin (9/10/2023). Seiring dengan melonjaknya harga komoditas energi, yaitu minyak dan gas. Akibat memanasnya konflik di Timur Tengah. Ditambah lagi, potensi kenaikan permintaan dari China usai libur Golden Week.
Pada Senin (9/10/2023), harga batu bara Newcastle untuk kontrak berjangka Oktober 2023 melesat US$ 2,85 menjadi US$ 141,35 per ton. Sedangkan kontrak berjangka November 2023 terkerek US$ 4,25 menjadi US$ 145,85 per ton. Sedangkan kontrak berjangka Desember 2023 meningkat US$ 4,90 menjadi US$ 149,40 per ton.
Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan, harga batu bara Rotterdam untuk kontrak berjangka Oktober 2023 naik US$ 3,70 menjadi US$ 126,50. Sementara itu, kontrak berjangka November 2023 menguat US$ 6,25 menjadi US$ 125. Serta, kontrak berjangka November 2023 melesat US$ 6,20 menjadi US$ 123,70.
Harga batu bara melonjak seiring kenaikan harga komoditas energi, minyak mentah dan gas, pada Senin (9/10/2023). Harga minyak bahkan tercatat naik 4%. Menutup beberapa penurunan besar minggu lalu. Karena bentrokan militer antara Israel dan Hamas memicu kekhawatiran bahwa konflik yang lebih luas dapat mempengaruhi pasokan minyak dari Timur Tengah.
Sementara itu, harga gas melonjak 11% pada Senin (9/10/2023). Karena perkiraan cuaca yang akan lebih dingin pada musim dingin mendatang. Ditambah dengan ancaman gangguan pengiriman LNG dari Australia, sementara konflik antara Hamas dan Israel dapat menciptakan ketidakpastian lebih lanjut.
Kenaikan harga batu bara ini juga ditambah lagi dengan potensi peningkatan permintaan dari China. Negeri Tirai Bambu tersebut akan mulai membeli setelah liburan selama seminggu karena libur Golden Week. Selain itu, permintaan India terus meningkat karena kuatnya pembelian menjelang musim perayaan.
Sumber: Investor.id