TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri hulu minyak dan gas (migas) dinilai masih memegang peranan strategis dan sangat penting dalam perekonomian nasional, sehingga masih akan tetap bersinar di tengah transformasi energi baru terbarukan (EBT).

”Kita buktikan dengan inisiatif-inisiatif yang akan kita lakukan pada 2023. Salah satunya, inisiatif dari para pimpinan Human Resources (HR) Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk melakukan rekrutmen bersama, mengambil lulusan-lulusan terbaik universitas di Indonesia untuk bergabung di industri hulu migas,” kata Kepala Divisi Sumber Daya Manusia SKK Migas, Hudi Suryodipuro, Kamis (19/1/2023).

Penegasan bahwa hulu migas tetap industri yang bersinar, kata Hudi, perlu ditegaskan antara lain lewat semangat untuk mengubah pola pikir (mindset) dari business as usual menjadi business not as usual.

“Semangat itu masih harus ditambah dengan pola pikir lead to win, di mana output-nya adalah bagaimana kita bisa menang di kemudian hari,” ujar Hudi.

Poin kedua yang menjadi catatan dari penyelenggaraan forum leadership ini, Hudi menyebut kesiapan dari para pelaku industri hulu migas untuk mengimplementasikan kepemimpinan transformasional.

”Setelah kita mempelajari pola-pola leadership dan beragam tantangan ke depan, yang paling penting para leader yang hadir di forum ini adalah mencetak leader-leader baru di perusahaan masing-masing. Ini pesan yang sangat powerful,” lanjut Hudi.

Poin ketiga adalah memperkuat kualitas sumber daya manusia hulu migas dengan fokus di berbagai kompetensi.

Utamanya, meningkatkan dua kompetensi dasar seorang leader, yakni planning & monitoring dan problem solving & decision making.

”Kalau seorang pemimpin tidak berani mengambil keputusan, itu celaka,” tegas Hudi.

Selanjutnya, poin keempat, mengharapkan agar alumni forum leadership angkatan pertama ini menjadi the first batch dari kader-kader pimpinan industri hulu migas untuk menyambung komunikasi dan berjejaring (networking).

Di antaranya, untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan terkait isu-isu aktual dalam industri hulu migas.

Terakhir, lanjut Hudi, yakni pentingnya memperkuat sinergi dan kolaborasi. Hal itu tidak lepas dari kondisi faktual di mana saat ini kita berada di era kolaborasi di semua aspek industri hulu migas.

“Kolaborasi bukan hanya terkait isu-isu teknis, tapi juga isu non-teknis. Ini sebenarnya sudah industri hulu migas lakukan cukup lama, tapi tidak terekspose dengan baik dan benar. Jadi, ini saatnya kita bersinergi lebih baik lagi,” tutur Hudi.

Sumber: https://www.tribunnews.com/bisnis/2023/01/19/hadapi-tantangan-industri-hulu-migas-diminta-perkuat-sumber-daya-manusia-dan-kolaborasi