Jakarta, CNBC Indonesia – Subholding Upstream Pertamina yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menganggarkan investasi sebesar US$ 5,7 miliar atau Rp 85 triliun (asumsi kurs Rp 14.913 per US$) untuk tahun 2023. Angka ini mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro mengatakan kenaikan anggaran tersebut dilakukan untuk menggenjot peningkatan produksi migas perusahaan. Adapun produksi migas PHE pada tahun 2023 ditargetkan tumbuh 5% dibandingkan realisasi 2022.
“Realisasi 2022 menjadi US$ 3,2 miliar sementara 2023 kita targetkan kita biayai project kita dengan Capex US$ 5,7 miliar,” kata Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Senin (10/4/2023).
Sementara itu, realisasi investasi hingga kuartal pertama tahun ini telah mencapai US$ 431 juta dari target yang telah ditetapkan. Kenaikan investasi di tahun ini dilakukan guna mendukung kegiatan pengeboran perusahaan.
Sebelumnya, Wiko mengatakan untuk target produksi minyak dan gas bumi (migas) pada tahun 2023, perusahaan telah mematok sebesar 1,055 juta barel setara minyak per hari (boepd). Angka ini mengalami peningkatan 5% dibandingkan capaian 2022 yang hanya 1,018 juta boepd.
Sedangkan untuk produksi migas siap jual atau lifting, perusahaan menargetkan sebesar 900 ribu boepd. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 5% dibandingkan capaian tahun lalu yang hanya mencapai 887 ribu boepd.
Untuk diketahui, PHE berharap dapat menggenjot peningkatan kegiatan di sektor hulu pada tahun ini. Diantaranya melalui pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 32 sumur, sumur pengembangan 943 sumur, kegiatan work over 688 sumur, dan kegiatan Well Intervention Well Services (WIWS) sebanyak 30.159 sumur.
Sumber: CNBC Indonesia