Jakarta, CNBC Indonesia – Lumpur Lapindo yang selama ini menjadi momok menyeramkan karena telah menelan banyak korban pada 2006 lalu, rupanya menyimpan “harta karun” terselubung. Lumpur Lapindo ternyata memiliki potensi sumber daya mineral berharga yaitu lithium dan stronsium.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa lithium dan stronsium merupakan mineral kritis yang sangat langka. Mengingat, lithium dapat dimanfaatkan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik. Sedangkan stronsium dimanfaatkan untuk bahan baku industri elektronik.

Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hariyanto menyebutkan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan penyelidikan pendahuluan terkait dengan temuan “harta karun” tersebut.

Hariyanto mengungkapkan penyelidikan pada bagian selatan dari Lumpur Lapindo telah dilakukan sejak tahun 2020. Dengan begitu, pada tahun ini, Badan Geologi Kementerian ESDM tengah menyelidiki pada bagian utara dari Lumpur Lapindo.

“Badan Geologi sejauh ini melakukan penyelidikan pendahuluan di tahun 2020 di daerah bagian selatan Lumpur Sidoarjo atau tepatnya di daerah Kecamatan Porong. Di tahun 2022 kita tindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan pendahuluan di daerah sisi utara Lumpur Sidoarjo, tepatnya di Tanggulangin,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia pada program Mining Zone, dikutip Rabu (14/12/2022).

Hariyanto menambahkan, pihaknya juga terus mengoptimalkan dengan pengujian ekstraksi lithium. Hal tersebut dilakukan oleh Kementerian ESDM di Balai Besar Pengujian Mineral dan Batu Bara.

Selain dengan Kementerian ESDM, Hariyanto menyebutkan dalam kegiatan eksplorasi dan ekstraksi temuan tersebut juga dilakukan kerja sama dengan berbagai pihak lain.

“Kita optimalkan juga dengan pengujian ekstraksi lithium oleh mitra kami di Kementerian ESDM juga, yaitu di Balai Besar Pengujian Mineral Dan Batu Bara atau sering disingkat dengan Tekmira. Dan kerja sama dengan pihak lain dalam hal eksplorasi dan ekstraksinya,” jelasnya.

Dari catatan Badan Geologi, kandungan lithium di Lumpur Lapindo, Sidoarjo itu kadarnya mencapai 99 – 280 PPM sementara untuk stronsium kadarnya mencapai 255 – 650 PPM.

“Nah ini terus kami update datanya karena untuk tahun 2022 masih dalam analisis di laboratorium kami,” ungkap Hariyanto.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki mimpi untuk mewujudkan energi yang ramah lingkungan. Dengan begitu, Indonesia gencar menarik investor untuk pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik di tanah air.

Sebelumnya, Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM, Moehammad Awaluddin sempat mengungkapkan, atas adanya indikasi temuan lithium dan stronsium itu, pihaknya saat ini fokus kepada uji ekstraksi.

Bahkan, di tahun 2021 Puslitbang Tekmira sudah menindaklanjuti hal tersebut dan fokus ke logam lithium itu.

Indikasi temuan lithium itu bisa menjadi bagian dari bahan baku baterai kendaraan listrik. Sehingga bisa mendukung program kendaraan listrik nasional. Sementara stronsium bisa digunakan untuk bahan baku kebutuhan elektronik.

“Ini baru penyelidikan umum dan tindaklanjuti dari Puslitbang Tekmira pada saat itu. Pasti dari kegiatan pengeboran masih jauh dan bornya masih bor tangan 5 meter,” ungkap Awaluddin kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/1/2022).

Seperti diketahui, Indonesia memiliki mimpi untuk mewujudkan energi yang ramah lingkungan. Dengan begitu, Indonesia gencar menarik investor untuk pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

Atas adanya indikasi temuan lithium dan stronsium itu, pihaknya saat ini fokus kepada uji ekstraksi. Bahkan, di tahun 2021 Puslitbang Tekmira sudah menindaklanjuti hal tersebut dan fokus ke logam lithium itu.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20221214165133-4-396916/esdm-gercep-gali-harta-karun-terselubung-di-lumpur-lapindo