Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan divestasi saham Vale dijalankan menggunakan metode business to business (B2B). Dia juga mengatakan, divestasi ini masih terus berjalan hingga saat ini.

“Masih berjalan terus ya,” kata Dadan di kantor Kementerian ESDM pada Jumat (6/10).

Sebelumnya, pada September lalu, PT Vale Indonesia Tbk menargetkan dapat memperoleh perjanjangan Izin Usaha Pertambangan atau IUP dari pemerintah dalam waktu dekat. Untuk diketahui, syarat perpanjangan IUP tersebut adalah divestasi saham Vale ke pemerintah setidaknya 11%.

Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menyampaikan proses divestasi tersebut masih berlangsung. Untuk diketahui, pelepasan kepemilikan saham tersebut selambatnya terjadi pada akhir 2024 atau setahun sebelum masa IUP Vale Indonesia habis pada Desember 2025 nanti.

“Kami upayakan yang terbaik supaya kami dapat kepercayaan dari pemerintah. Saat ini proses divestasi masih berjalan,” katanya dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2023 di Ballroom Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9).

Walau demikian, kegiatan usaha perusahaan berkode emiten INCO ini masih berjalan normal. Febriany menyampaikan salah satu kegiatan usaha yang dilakukan adalah eksplorasi tambang di salah satu kawasannya di Sulawesi Selatan, yakni Sorowako-Towuti.

Berdasarkan paparan Vale Indonesia, luas blok Sorowako-Towuti mencapai 70.566 hektare. Secara total, Vale Indonesia memiliki luas lahan tambang hingga 118.017 hektare. Adapun, total cadangan nikel di seluruh kawasan tambang Vale Indonesia diperkirakan sejumlah 112,55 juta ton dengan kualitas 1,72%.

Secara rinci, total cadangan terbukti senilai 65,68 juta ton, sedangkan yang terkira sekitar 46,87 juta ton. Febriany menyampaikan kegiatan eksplorasi akan meningkatkan keyakinan keberadaan nikel di kawasan dan bauran kandungan.

Maka dari itu, Febriany menekankan kegiatan eksplorasi merupakan bagian dari program kerja dan kewajiban perseroan. “Di Sulawesi Selatan itu eksplorasi terbesar yang pernah kami lakukan. Saya enggak begitu ingat luas konsesi yang dieksplorasi, tapi eksplorasi bagian dari keberlanjutan perusahaan,” ujar Febriany.

Di samping eksplorasi, Febriany mengatakan konstruksi smelter perseroan di Sulawesi Tengah terus berjalan. Menurutnya, bahan baku proses pembakaran smelter tersebut adalah gas bumi cair atau LNG di dekat lokasi pabrik.

Sumber: KATADATA