Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan sejumlah perusahaan bauksit saat ini cukup serius dalam membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri. Terutama setelah pemerintah menetapkan larangan ekspor mineral mentah jenis bauksit pada Juni lalu.

Menurut Arifin, sejumlah perusahaan bauksit telah berkomitmen untuk segera menuntaskan proyek smelter yang ada di dalam negeri. Hal tersebut ia ungkapkan setelah Plt Dirjen Minerba meninjau langsung ke lapangan.

“Ya kita sekarang sudah mulai serius, sekarang Plt Dirjen Minerba lagi ke sana, ya itulah memang, kalau kita ekspor terus kita punya apa, barang itu bukan tanpa limit keberadaannya, kita harus mengupayakan,” ujar Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (4/8/2023).

Sebelumnya, Arifin menjelaskan dari rencana pembangunan 12 smelter bauksit di dalam negeri, setidaknya baru ada 4 smelter yang sudah beroperasi. Sisanya, sebanyak 8 proyek smelter bauksit masih dalam tahap pembangunan.

Bahkan, berdasarkan peninjauan ke lapangan, terdapat perbedaan yang sangat signifikan dengan hasil verifikator independen. Temuan di lapangan menunjukkan dari 8 proyek smelter, 7 lokasi smelter masih berupa tanah lapang.

“Walaupun dinyatakan dalam laporan hasil verifikasi ditunjukkan kemajuan pembangunan sudah mencapai kisaran antara 32% sampai 66%,” kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (24/5/2023).

Berikut 8 perusahaan yang hingga saat ini belum menuntaskan pembangunan proyek smelternya:

1. PT Quality Sukses Sejahtera berlokasi di Kec. Tayan Hilir, Kab. Sanggau, Kalbar dengan rencana investasi perusahaan dalam proyek ini US$ 484,3 juta.

2. PT Dinamika Sejahtera Mandiri berlokasi di Kec. Toba, Kab. Sanggau, Kalbar dengan rencana investasi US$ 1,2 miliar.

3. PT Parenggean Makmur Sejahtera berlokasi di Kec. Campaga & Cempaga Hulu, Kab. Kotawaringin Timur, Kalteng dengan rencana investasi US$ 509 juta.

4. PT Persada Pratama Cemerlang berlokasi di Kec. Meliau, Kab. Sanggau, Kalbar dengan rencana investasi sebesar US$ 474 juta.

5. PT Sumber Bumi Marau berlokasi di Kec. Marau dan Jelai Hulu, Kab. Ketapang, Kalbar dengan rencana investasi sebesar US$ 550 juta.

6. PT Kalbar Bumi Perkasa berlokasi di Kec. Tayan Hilir, Kab. Sanggau, Kalbar dengan rencana investasi US$ 1,58 miliar.

7. PT Laman Mining berlokasi di Kec. Matan Hilir Utara, Kab. Ketapang, Kalbar dengan rencana investasi US$ 1,05 miliar.

8. PT Borneo Alumina Indonesia Kab. Mempawah, Kalbar dengan rencana investasi US$ 831,5 juta.

Sumber: CNBC Indonesia