Kementerian ESDM dan DPR sepakat menaikkan subsidi BBM solar antara Rp 1.000 hingga Rp 3.000 per liter tahun depan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024 (RAPBN 2024). Kesepakatan diambil berdasarkan kesimpulan rapat Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Komisi VII DPR RI, Senin (5/6).

Nilai subsidi yang disepakati kedua pihak ini lebih tinggi dari usulan Kementerian ESDM yaitu Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per liter. Sementara tahun ini, subsidi solar sudah ditetapkan Rp 1.000 per liter.

Sementara, volume BBM bersubsidi yang telah disetujui dalam asumsi RAPBN 2024 adalah sebesar 18.735-19.580 juta kiloliter. Rinciannya, minyak tanah sebanyak 0,575-0,580 juta kiloliter, dan minyak solar 18,16-19 juta kilo liter.

Arifin dalam paparannya menyebut, pemerintah melanjutkan pemberian subsidi tetap untuk minyak solar dan subsidi (selisih harga) untuk minyak tanah disertai dengan pengendalian volume dan pengawasan atas golongan atau sektor-sektor yang berhak memanfaatkan. Ini disertai dengan roadmap registrasi konsumen pengguna untuk peningkatan efisiensi.

Untuk memastikan upaya pengendalian konsumsi berhasil dilakukan, maka diperlukan sinergi dan koordinasi antar K/L dan dengan pemda maupun instansi terkait,” kata Arifin.

Selanjutnya, ditetapkan juga volume LPG 3 Kg bersubsidi di RAPBN 2024 sebesar 8,20-8,30 juta metrik ton.

Adapun harga BBM Solar subsidi yang dijual PT Pertamina (Persero) saat ini masih dipatok Rp 6.800 per liter dari sebelumnya Rp 5.150 per liter. Meski begitu, harga keekonomian BBM CN48 ini mencapai Rp 11.000 per liter pada Mei 2023, sementara MPOS (Mean of Plats Singapore) di bulan yang sama Rp 8.005 per liter.

Itu artinya, ada selisih Rp 4.200 per liter antara harga Solar subsidi yang dipatok pemerintah dan harga keekonomiannya bulan lalu. Sementara pada Mei 2022, terpantau harga keekonomian BBM Solar subsidi ini mencapai puncak tertinggi yaitu Rp 18.150 per liter karena gejolak harga komoditas imbas perang Rusia-Ukraina. Tapi saat itu, harga yang dipatok pemerintah masih Rp 5.150 per liter.

Arifin menjelaskan, pemerintah memberikan subsidi Rp 1.000 per liter untuk harga BBM Solar sepanjang tahun ini. Sementara sisanya ditanggung Pertamina, tapi pemerintah memberikan kompensasi kepada mereka sebagai gantinya. Per Mei 2023, kompensasi yang diberikan pemerintah ke Pertamina Rp 4.406 per liter.

“Kompensasi ini masih termasuk pajak-pajak (realisasi unaudited 2023 sampai dengan Mei 2023),” demikian paparan Arifin.

Sumber: KUMPARAN