Warta Ekonomi, Jakarta – PT PLN Nusantara Power (PLN NP) memastikan keseriusanya dalam mendorong tercapainya energi bersih untuk Indonesia lebih hijau.

Direktur Utama PLN NP Ruly Firmansyah mengatakan, perseroan secara kontinu melaksanakan monitoring berkala dalam penghitungan capaian perusahaan mengurangi emisi karbon.

“Sampai di tahun 2023 PLN NP telah berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 17 juta CO2 dan lima tahun ke depan kami akan membangkitan 6,3 GW energi baru terbarukan (EBT),” ujar Ruly dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (21/7/2023).

Ruly mengatakan, untuk mewujudkan tercapainya Net Zero Emission (NZE) pada 2060, perseroan telah menetapkan beberapa proyek EBT yang akan dicanangkan hingga tahun 2027, di antaranya PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas 145 MWac yang akan menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara.

PLN NP berada di garis depan riset dan pengembangan PLTS sejak tahun 2015 melalui PLTS Cirata 1 MW dan telah mengoperasikan PV Solar Hybrid dengan BESS Bawean (PV Solar 400 KWp dan BESS 1300 kWh), riset konversi High Ratio Co-firing Paiton 1-2 (rasio co-firing 30%, 50%, 100%), riset Hydrogen Family sebagai bahan bakar (Proyek Amonia Co-firing di PLTU Gresik)

“Melalui penerapan co-firing biomassa di PLTU juga menjadi salah satu andalan PLN NP dalam mengurangi emisi karbon,” ucapnya.

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa PLN NP merupakan pionir dan berhasil menghijaukan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di Pulau Jawa melalui Program Biomass Co-firing.

“PLTU Paiton 1-2 pelopor Co-firing Biomassa di PLN Group, pertama beroperasi secara komersial,” tukasnya.

Sumber: Warta Ekonomi