Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara ambruk. Harga pasir hitam tetap tidak mampu merangkak naik meskipun ada sentimen positif kuat dari China.

Pada perdagangan Kamis (13/4/2023), harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 190,25 per ton. Harganya jatuh 6%.

Harga ini adalah yang terendah sejak 3 April 2023. Pelemahan juga membuat harga batu bara terlempar ke level psikologis US$ 200 per ton.

Harga batu bara sudah melemah dalam dua hari terakhir dengan pelemahan menembus 7,3%.

Harga batu bara jatuh justru di tengah kencangnya kabar positif dari China. Meningkatnya kekhawatiran pasar mengenai resesi global serta melemahnya harga minyak mentah dan gas membuat harga batu bara terperosok.

Impor batu bara China pada Maret 2023 tercatat 41,17 juta ton. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sejak Januari 2020 atau lebih dari dua tahun.
Impor melesat 151% dibandingkan Maret 2022.

Sepanjang Januari-Maret 2023, impor batu bara China naik dua kali lipat menjadi 101,8 juta ton. Dibukanya pintu impor dari Australia menjadi salah satu penyebab lonjakan impor.

Tiongkok juga mempercepat pembelian batu bara dari Indonesia untuk mengantisipasi libur Lebaran.

Produksi batu bara di Indonesia diperkirakan akan melandai pada April karena libur panjang Lebaran.

Permintaan batu bara diperkirakan masih akan kencang pada kuartal II-2023 sejalan dengan pelonggaran kebijakan Covid-19.

Permintaan listrik yang meningkat selama musim panas serta rendahnya produksi pembangkit listrik tenaga air diperkirakan akan meningkatkan permintaan batu bara.

Sungai di sejumlah wilayah China sudah dilaporkan mongering karena musim panas sudah datang ke China.

Kendati Tiongkok menyuntik sentimen positif ke pasar batu bara global tetapi harga pasir hitam tetap jeblok.

Besarnya kekhawatiran pasar mengenai kondisi perekonomian global serta melandainya harga energi lain menyeret harga batu bara turun dari level psikologis US$ 200 per ton.

Kekhawatiran resesi disampaikan Dana Moneter Internasional (IMF) serta bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

IMF dalam World Economic Outlook edisi April 2023 A Rocky Recovery memangkas pertumbuhan global menjadi 2,8% pada 2023, dari 2,9% pada proyeksi sebelumnya.

IMF mengingatkan krisis perbankan di AS dan Eropa serta masih tingginya inflasi global akan menekan ekonomi dunia, terutama di negara-negara maju.

Salah satu negara yang akan menghadapi kontraksi pertumbuhan adalah mesin ekonomi Eropa Jerman.

Dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang keluar kemarin, The Fed juga mengatakan ekonomi AS bisa masuk resesi menyusul krisis perbankan mereka.

Sebagai catatan, tiga bank AS kolaps pada bulan lalu yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank.

Ancaman resesi tentu saja membuat pelaku pasar komoditas khawatir. Perlambatan ekonomi ataupun resesi akan membuat permintaan terhadap komoditas menurun sehingga harga jatuh.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) turun 1,84% sehari menjadi 42,09 euro per mega-watt hour (MWh) kemarin.

Sementara itu, harga minyak mentah jenis WTI dan brent turun sekitar 1% pada pagi hari ini.

Sumber: CNBC Indonesia