KOMPAS.com – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selesai menggelar High Level Human Capital (HC) Summit di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Selasa (21/3/2023).
Lewat acara tersebut, BPSDM ESDM mendorong badan usaha pada sektor energi untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dalam upaya menerapkan net zero emission (NZE) di lingkungan operasionalnya.
Kepala BPSDM Kementerian ESDM, Prahoro Yulijanto Nurtjahyo dalam paparan saat pembukaan acara menjelaskan bahwa HC Summit merupakan langkah nyata Kementerian ESDM untuk serius mencapai target NZE 2060.
“Untuk mencapai target NZE, diperlukan transisi energi dari energi fosil menuju energi yang lebih bersih, minim emisi, dan ramah lingkungan,” jelasnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (22/3/2023).
Namun sebelum menerapkan hal tersebut, kesiapan SDM dibutuhkan.
Sebagai informasi, HC Summit yang digelar BPSDM ESDM mengangkat tema “Human Capital Development Towards Net Zero Emission 2060”.
Kegiatan satu hari tersebut diisi dengan acara diskusi, pameran, serta lunch talk dan business matching. Acara berhasil dihadiri 1.000 undangan yang berasal dari unsur pemerintahan, badan usaha, organisasi internasional, akademisi, serta perwakilan dari negara sahabat.
Transisi energi berpusat pada manusia
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mewakili Menteri ESDM yang hadir dalam sambutan acara menyatakan bahwa Indonesia memiliki urgensi untuk segera melaksanakan transisi energi yang berpusat pada manusia.
“Indonesia akan menjalankan transisi energi yang berpusat pada manusia. Hal ini tidak hanya mencakup peralihan energi pada yang lebih bersih saja, tetapi juga terkait dengan penyediaan kesempatan kerja dan keterampilan karyawan, peningkatan pembangunan sosial dan ekonomi, kesetaraan dan keadilan, serta melibatkan masyarakat secara aktif,” papar Rida.
Oleh karenanya, menurut Rida, Indonesia memerlukan SDM yang memiliki kapasitas penguasaan atas ilmu pengetahuan dan teknologi.
Harapannya, SDM andal yang dipersiapkan dapat menciptakan inovasi-inovasi bagi pengembangan energi dan sumber daya mineral di masa depan.
“Transisi energi berkelanjutan yang dilakukan secara meluas juga akan membuka lapangan kerja baru dan kesempatan ekonomi, serta dapat mendukung pemulihan global,” lanjut Rida.
Adapun keterampilan dan keahlian baru SDM, ia nilai perlu dibangun secara domestik untuk mendukung terjadinya perubahan.
“Jika transisi energi berkelanjutan dapat dilakukan secara meluas, lapangan kerja baru dan kesempatan ekonomi yang luas akan terbuka,” sambungnya.
Lewat paparannya, ia mencontohkan dua program yang dilakukan pihaknya mampu memunculkan peluang.
Pertama, Program Co-firing Biomass yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 1.300 orang.
Lalu, program gasifikasi batu bara (DME) yang mampu menyerap tenaga kerja 8.000-11.000 orang.
”Untuk mendukung program seperti itu diperlukan pelatihan agar para pekerja di sektor pertambangan dapat beralih ke energi baru terbarukan,” ujarnya.
Selain pelatihan, ia juga menyebut bahwa perlu juga dilakukan re-skilling dan up-skilling untuk SDM.
Ia menyarankan, seluruh pelatihan dapat melibatkan partisipasi swasta dalam bentuk pengujian dan penerbitan sertifikasi kompetensi bagi pekerja di industri energi, serta kerja sama dengan lembaga internasional terkait pengembangan SDM, baik dalam bentuk soft skill maupun hard skill.
Hasil deklarasi peserta HC Summit
HC Summit terbagi menjadi tiga breakout room. Breakout Room I mengangkat tema “Carbon Reduction Efforts in Oil & Gas Sector”.
Lalu, Breakout Room II mengangkat tema “Carbon Reduction Efforts in Mining Sector”, dan Breakout Room III mengangkat bahasan “Future Clean Energy”.
Hadir sebagai narasumber, yaitu Direktorat Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas), Dirjen Mineral dan Batubara (Minerba), Dirjen Ketenagalistrikan, dan Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi (EBTKE) dari Kementerian ESDM.
Kemudian, ada pula perwakilan Pertamina, International Energy Agency (IEA), Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), MIND ID, The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), World Bank, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), The International Renewable Energy Agency (IRENA), dan UK Mentari.
Acara HC Summit turut mengagendakan penandatanganan deklarasi untuk mendukung pengembangan human capital menuju NZE.
Berikut komitmen peserta HC Summit sebagai dukungan transisi energi berpusat pada manusia menuju NZE 2060:
- Pertamina siap mendukung pengembangan SDM melalui program capacity building, seperti pelatihan luar negeri, on the job training (magang) terhadap penerapan teknologi energi bersih dalam rangka mendukung transisi energi menuju NZE 2060.
- IEA dan ERIA siap mendukung program pengembangan SDM terkait transisi energi melalui program beasiswa pendidikan, pelatihan, dan penelitian.
- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui MIND ID, badan usaha, dan organisasi internasional seperti OECD dan World Bank, telah menyusun strategi dan program mencapai NZE 2060, serta berkomitmen meningkatkan talenta dan kapabilitas aparatur sipil negara (ASN), khususnya aparatur Kementerian ESDM dalam memberikan kesempatan magang di perusahaan-perusahaan, baik di dalam dan luar negeri, agar siap kerja di sektor pertambangan dan energi.
- Harmonisasi dan sinergitas dengan perusahaan harus terus dilakukan dan berkelanjutan. OECD akan mendukung riset untuk pengembangan penelitian di industri. Oleh karena itu, desain kurikulum menjadi penting dalam mengembangkan kebutuhan tenaga kerja yang link and match dengan industri.
- Dukungan proyek UK Mentari akan semakin kuat dalam pilar Human Capital Development yang disinergikan bersama BPSDM ESDM“.
“BPSDM ESDM siap mendukung sektor energi dan SDM melalui penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi profesional, baik untuk karyawan perusahaan sektor energi dan sumber daya mineral maupun masyarakat luas,” jelas Prahoro.
Sumber: Kompas