Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menekan penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) sebagai upaya mengurangi impor. Cararanya, terus mendorong penggunaan jaringan gas (jargas) hingga satu juta rumah tangga.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengungkapkan saat ini sudah ada kurang lebih 800 ribu rumah tangga yang sudah terpasang jargas. Yang mana ke depannya program ini akan lebih digalakkan dengan target per tahunnya hingga 1 juta rumah tangga yang akan terpasang jargas.

“Target per tahun 800 ribu sampai 1 juta kita sudah mempunyai pilot. Kemarin di Batam dan Palembang untuk jargas ini dibantu support full oleh Kementerian Keuangan dan juga instrumen penjaminan atau institusi penjaminan keuangan atau perusahaan dari Kemenkeu yang bantu kita dalam menyelenggarakan ini,” ungkap Tutuka kepada CNBC Indonesia dalam program ‘Energy Corner’, Senin (27/2/2023).

Dia mengatakan ke depannya program jargas ini akan diperluas pada 12 kabupaten atau kota di Indonesia. Tutuka klaim 12 kabupaten atau kota ini akan dilakukan pemasangan jargas dalam skala yang besar.

“Ke depan akan di 12 kabupaten atau kota akan dilaksanakan. Kita sudah pilih kabupaten atau kota tersebut skala yang cukup besar ke depan jargas ini,” tambah Tutuka.

Sebelumnya, PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero) terus memompa pemanfaatan energi bersih ramah lingkungan yang dapat membantu pemerintah dalam menekan subsidi energi.

Salah satunya diwujudkan dengan dimulainya 15 titik pembangunan Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas) GasKita melalui skema investasi internal PGN untuk 4 Provinsi, yaitu Lampung, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat meliputi 11 Kabupaten Kota yaitu Lampung, Bekasi, Cilegon, Cirebon, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Karawang, Kota Tangerang, Kab Tangerang, dan Bogor.

“Hal ini merupakan bagian dari komitmen nyata PGN dalam mengembangkan pemanfaatan energi domestik nasional melalui skema investasi internal PGN. Sekaligus program ini dalam upaya mengurangi subsidi energi impor yang menjadi salah satu beban APBN,” terang M. Haryo Yunianto, CEO Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk, (2/8/2022).

Seperti yang diketahui, program jargas masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan target 4 juta Sambungan Rumah tangga (SR) di seluruh Indonesia.

Pembangunan ini juga merupakan tahap awal jargas GasKita dengan total sambungan sekitar 92.000 SR yang merupakan bagian dari upaya pencapaian target 400.000 SR di tahun 2022.

Pembangunan ini berkomitmen dalam pemanfaatan sumber daya dalam negeri secara optimal. Sambungan jargas GasKita akan menggunakan jenis Pipa Polyethylene (PE) yang diproduksi di dalam negeri, sehingga dapat mencapai TKDN minimal sebesar 45%.

Selain itu, dengan adanya pembangunan jargas ini diharapkan dapat mendorong manfaat multiplier effect dalam menggerakkan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja lokal dan pelibatan mitra-mitra kerja daerah di lokasi pembangunan.

Subholding Gas Pertamina berkomitmen untuk memperluas pemanfaatan gas bumi nasional di seluruh sektor demi peningkatan utilisasi energi bersih ramah lingkungan sebagai solusi nyata di masa transisi energi.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230227145848-4-417315/biar-gak-impor-lpg-melulu-1-juta-kk-bakal-dialiri-pipa-gas