MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta orang kaya atau mampu tak lagi mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi, seperti pertalite dan solar.

Saat ini pemerintah tengah merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM, untuk mengendalikan penyaluran BBM subsidi.

Adapun kendaraan yang masih diperbolehkan membeli pertalite ialah mobil dengan kriteria mesin di bawah 1.500 cubicle centimeter (cc).

“Kami akan melihat bahwa yang kelas-kelas tertentu seharusnya sudah bisa menggunakan BBM yang berkualitas,” kata Arifin di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa (24/1).

BBM berkualitas itu termasuk di antaranya pertamax series untuk jenis gasoline, maupun pertamina dex dan dexlite untuk BBM bagi kendaraan diesel. BBM tersebut dapat membantu mengurangi efek rumah kaca dan emisi polutan udara.

Soal rencana pengendalian penyaluran BBM subsidi, PT Pertamina telah melakukan uji coba pembatasan pembelian pertalite 120 liter per hari untuk mobil sejak September 2022 di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Penggunaan BBM subsidi lewat aplikasi MyPertamina juga masih belum ditentukan kriteria kendaraan alias semua jenis mobil masih bisa meminum pertalite.

“Konsepnya sudah kami kirim. kalau sudah di approve (diterima), nanti keluar pengaturannya,” jelas Arifin.

Sebelumnya dikemukakan, dari data yang dihimpun Ekonom senior Faisal Basri, BBM jenis pertalite digunakan oleh kendaraan roda empat sebanyak 70% dan 30% oleh pengguna roda dua. Tertinggi dikonsumsi mobil pribadi dengan 98,7%, taksi online 0,6%, taksi plat kuning 0,3%, dan angkot 0,4%.

Sementara itu untuk roda dua, pertalite digunakan oleh motor pribadi sebanyak 97,8% dan ojek online 2,2%. 10% orang termiskin menikmati subsidi BBM hanya 3,1%. Sedangkan, yang terkaya paling banyak menikmati dengan 29,1%. (OL-4)

Sumber: https://mediaindonesia.com/ekonomi/553090/bakal-dibatasi-esdm-minta-orang-mampu-tak-lagi-beli-pertalite-dan-solar