TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, keputusan terkait proses akuisisi sebagian hak partisipasi atau pengelolaan lapangan migas Masela, kian mendekati titik terang.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, ditargetkan alih transisi ini akan rampung pada Juni 2023.
Sebagai informasi, Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang hak partisipasinya dipegang oleh Inpex dan Shell.
Namun Shell kemudian menyatakan keinginan untuk melepas hak partisipasinya di Lapangan Abadi, sehingga harus dicari penggantinya.
Sebelum menarik diri dari Blok Masela, Shell menguasai 35 persen saham participating interest (PI). Sisanya dikuasai Inpex sebesar 65 persen.
“Proses divestasi Shell untuk segera dapat partner yang baru saat ini sudah ada titik temu yang bisa mengambil alih participating interest pada proyek masela tersebut. Dan diharapkan dapat dieksekusi akhir Juni,” ungkap Arifin dalam Rapat bersama Komisi VII DPR-RI di Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Arifin masih enggan menjelaskan secara detail besaran atau nilai dari divestasi tersebut.
Namun yang jelas, Blok Masela merupakan lapangan yang cukup menyita banyak investor. Mengingat jumlah cadangan yang cukup besar.
Lapangan Abadi Blok Masela memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat.
“Perspektif investor kepada masela antara lain produktivitas lapangan ini sangat baik,” pungkas Arifin.
Diketahui, Pertamina menjadi kandidat terkuat untuk mengelola saham milik Shell.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan tahapan finalisasi untuk mengelola sebagian Blok Masela.
Menurutnya, motor terbesar dari bisnis Pertamina ada di sektor hulu, sehingga akuisisi blok migas yang berlokasi di Maluku tersebut perlu dilakukan.
“Salah satunya yang di dalam negeri yang sedang kita finalkan adalah Blok Masela. Masyarakat sangat berharap giant blok gas ini bisa segera di-develop,” papar Nicke di Grha Pertamina Jakarta, Selasa (6/6/2023).
“Dengan masuknya Pertamina, komitmen kami adalah sesegera mungkin men-develop agar kemudian gas yang ada dalam perut bumi Masela ini bisa dimonetisasi,” paparnya.
Namun, Nicke mengaku masih enggan membeberkan kapan waktu pasti pengelolaan Blok Masela yang akan dilakukan Pertamina.
Mengingat, adanya Non Disclosure Agreement (NDA) atau perjanjian yang tidak boleh diungkapkan secara terbuka, alias rahasia.
“Masela kita kan menandatangani NDA, enggak boleh. Kejutan itu enggak boleh dibocorin,” pungkasnya.
Sumber: Tribun Bisnis