IDXChannel – Krisis ekonomi akibat perang Rusia–Ukraina menyebabkan naiknya harga energi dan pangan. Hal itu menjadi ancaman bagi negara yang sebagian kebutuhannya masih harus dipenuhi dari impor.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan adanya potensi ancaman krisis di tahun 2023 yang tentu akan berimbas pada ketahanan energi dan ketahanan pangan nasional.
Maka dari itu, Dwi menekankan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) saat ini terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional sebagai salah satu kontribusi industri hulu migas dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Menurutnya, saat ini potensi hulu migas masih menjanjikan, karena dari 128 cekungan yang sudah berproduksi 20 cekungan. Dengan potensi yang ada serta terus meningkatnya kebutuhan migas nasional.
Dalam rencana dan strategi Indonesia Oil & Gas 4.0, ditargetkan di tahun 2030 produksi minyak meningkat menjadi 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).
“Tekad meningkatkan produksi migas nasional tentu tidak mudah, karena potensi migas mulai bergeser ke laut dalam dan kawasan timur Indonesia yang masih kurang infrastrukturnya, serta mulai bergeraknya perusahaan migas ke arah energi terbarukan (renewable energy) sehingga investasi di hulu migas menjadi semakin ketat,” ucapnya.
Sumber: https://www.idxchannel.com/economics/ada-ancaman-krisis-energi-skk-migas-genjot-produksi-migas