Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengatakan ada investor asal Eropa yang tertarik untuk membangun smelter nikel di Indonesia. Meski demikian, pemerintah belum bisa bicara banyak soal investasi ini.
“Saat ini, tengah berlangsung penjajakan investasi dengan nilai cukup besar dari beberapa perusahaan di Eropa. Saya belum bisa sebut namanya. Namun ini (investasi Eropa), misalnya untuk hilirisasi nikel kita,” kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemenlu, Umar Hadi di Jakarta, Selasa (10/10/2023).
Dia mengatakan perusahaan Eropa itu akan membangun smelter nikel untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik. “Jadi ada satu perusahaan akan bangun smelter nikel untuk suplai industri baterai dan mobil listrik,” imbuhnya.
Vale Percepat Tiga Proyek Smelter Nikel Rp 129 Triliun
Sayangnya, Umar tidak menjelaskan lebih lanjut lokasi smelter nikel tersebut. Dia hanya mengungkapkan ada investor Eropa yang tertarik untuk berinvestasi di proyek lain. “Jadi, ada dua perusahaan (yang akan mengerjakan) satu proyek. Ada satu perusahaan lagi, another project (proyek lain),” jelas Umar saat dikonfirmasi soal investor Eropa ini.
Ketika ditanya apakah proyek ini masih dalam tahap penjajakan, Umar menegaskan para investor Eropa ini sudah serius.
Sebagai informasi, Indonesia telah melarang ekspor bijih nikel sejak 2020 guna menarik investor asing dalam negeri. Indonesia digugat oleh Uni Eropa (UE) di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) akibat larangan ekspor bijih nikel lantaran kebijakan ini dikhawatirkan mengganggu produksi stainless steel atau baja tahan karat Eropa. Indonesia kalah dalam gugatan ini dan kini sudah mengajukan banding.
Sumber: Berita Satu