Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pada 2023 melakukan penawaran 10 Wilayah Kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) sebagai upaya meningkatkan investasi dan membangkitkan kembali gairah investor dalam kegiatan usaha hulu migas di Indonesia.
“Penawaran WK ini juga diiringi dengan penerapan kebijakan melalui pemberian insentif dan PI (participating interest atau hak partisipasi) sebesar 10 persen untuk menarik investor,” ujar Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat menyampaikan target-target subsektor migas tahun 2023, seperti dikutip di Jakarta, Selasa.
Untuk lifting minyak bumi 2023, menurut dia, ditargetkan sebesar 660 ribu barel per hari (MBOPD) dan lifting gas bumi sebesar 1,1 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD), dengan Indonesia Crude Price (ICP) rata-rata sebesar 90 dolar AS per barel sesuai asumsi Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) 2023.
Sementara itu nilai investasi migas ditargetkan 17,4 miliar dolar AS, yang merupakan gabungan dari sektor hulu dan hilir migas.
Tutuka menambahkan target pemanfaatan gas untuk domestik pada tahun ini ditingkatkan menjadi 67 persen, yang mana pada 2022 targetnya sebesar 66 persen dengan capaian 68 persen.
“Pemerintah akan terus berupaya menghasilkan kebijakan-kebijakan yang tepat dan memantau pelaksanaannya melalui kerja sama yang lebih erat dengan stakeholder,” jelasnya.
Dalam upaya menyediakan akses energi bagi masyarakat yang dapat dirasakan langsung manfaatnya, tambah Tutuka, pemerintah menargetkan pada 2023 mendistribusikan paket konverter kit untuk nelayan sebanyak 20.000 paket dan untuk petani sebanyak 30.000 paket di 13 provinsi.
Sedangkan untuk pembangunan pipa gas transmisi ruas Semarang-Batang tahap I akan dilanjutkan dan diikuti dengan ruas Cirebon-Batang tahap II.
“Mudah-mudahan di akhir kuartal II atau awal kuartal III tahun ini pipa gas Semarang-Batang dapat diselesaikan,” kata Tutuka.
Untuk penyaluran minyak tanah dipatok sebesar 0,5 juta kiloliter (KL), solar sebanyak 17 juta KL, sementara penyaluran elpiji masih tetap seperti tahun lalu, yakni sebesar delapan juta ton.
Sedangkan, untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor migas, pada 2023 ditargetkan sebesar Rp131,2 triliun dengan perkiraan ICP 90 dolar AS per barel dan target PNBP BLU Balai Besar Pengujian Migas Lemigas sebesar Rp150 miliar.
Untuk layanan perizinan, Ditjen migas juga menargetkan penyelesaian dengan target SLA (Service Level Agreement) selama delapan hari.
“Ini adalah komitmen dari Kementerian ESDM untuk memberikan layanan prima di setiap perizinan hulu dan hilir migas dalam waktu delapan hari,” ujarnya.