Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia merilis 21 komoditas yang menjadi proyek hilirisasi pemerintah. Proyek ini masuk dalam peta jalan Investasi Hilirisasi Strategis 2023-2035.
Rincian 21 komoditas itu adalah batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal, minyak bumi, gas, sawit, kelapa, karet, biofuel, kayu log, getah pinus, udang, perikanan, rumput laut, hingga garam. Puluhan komoditas ini masuk dalam 8 sektor prioritas yaitu mineral, batu bara, minyak, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan.
“Kami tidak ingin berakhir di (hilirisasi) nikel. Maka kita breakdown dengan yang ada, yaitu 21 komoditas prioritas ini,” kata Bahlil dalam Konferensi Pers Indonesia Pavilion World Economic Forum 2023, di Davos, Swiss, Selasa (17/1).
Peta jalan Investasi Hilirisasi Strategis ini juga akan dibahas Bahlil di hadapan para investor di WEF 2023. Target investasi hilirisasi ini mencapai USD 545,3 miliar, terdiri dari sektor minerba USD 427,1 miliar, migas USD 67,6 miliar, dan perkebunan, kehutanan, perikanan, serta kelautan USD 50,6 miliar.
Bahlil mengaku tak gentar jika negara lain menolak proyek hilirisasi ini. Menurutnya, hilirisasi jalan bagi Indonesia untuk menjadi negara maju dan tidak ekspor barang mentah melulu.
“(Misal) gas ini jangan ekspor barang mentah terus. Kita harus kirim dalam bentuk metanol. Karena itu akan bikin blue amonia,” ujarnya.
Meski begitu, Bahlil enggan membocorkan komoditas mana yang akan dilarang ekspor lagi tahun ini. Nikel dan bauksit menjadi dua komoditas yang sudah dilarang penjualannya dalam bahan mentah ke luar negeri.